Wednesday, March 30, 2011

Sedekah Menunda Kematian Bagian Dua

Keesokan harinya Nabi Ibrahim berjalan menuju rumah pemuda tersebut, dan alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim melihat pemuda itu masih dalam keadaan hidup.
Dan pemuda itu akhirnya melangsungkan pernikahan dengan lancar.
Nabi Ibrahim turut bahagia melihat muridnya menikah.

Walau senang, terbesit rasa sedih, rasa kasihan karena Nabi Ibrahim tahu bahwa kebahagiaannya tak akan lama.
Namun keadaan berkata lain.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabi Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya, hingga usia anaj muda ini 70 tahun.

Nabi Ibrahim merasa penasaran, dan tak lama kemudian malaikat datang menemuinya.
Langsung saja Nabi Ibrahim menanyakan tentang keganjilan itu, karena Malaikat tidak pernah akan berbohong.




"Apa gerangan yang membuat Alloh SWT menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda itu dulu?" tanya Nabi Ibrahim.
"Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Alloh memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut hingga engkau masih melihatnya hidup hingga sekarang," jelas Malaikat.

Kematian memang di tangan Alloh, kawan.
Memajukan atau memundurkan kematian adalah hak Alloh, dan Alloh memberitahu lewat RasulNya.

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur.
Jadi, bila disebut ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah SEDEKAH.
Jadi tunggu apa lagi, mari kita bersedekah.

Sedekah Menunda Kematian

Allohu Akbar.
Allohu Akbar.
Alloh Maha Besar.
Alloh Maha Kuasa.
Hanya Alloh sajalah yang mengetahui kematian seseorang.

Ada suatu kisah islami yang patut dijadikan teladan, dijadikan bahan renungan.
Kisah seorang pemuda yang berhasil menunda kematian hingga menjadi kakek hanya dengan bersedah.

Kisahnya...
Suatu hari Nabi Ibrahim didatangi oleh salah satu muridnya, dan ia menceritakan bahwa ia akan segera menikah besok pagi.
Setelah berbincang sejenak, anak muda tersebut meninggalkan Nabi Ibrahim.




Beberapa saat kemudian, Malaikat Maut mendatangi Nabi Ibrahim dan bertanya,
"Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?" tanya Malaikat Maut.
"Yang anak muda tadi adalah sahabat sekaligus muriduk," jawab Nabi Ibrahim.
"Ada apa dia datang menemuimu?" tanya Malaikat Maut lagi.
"Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahan besok pagi," jawab Nabi Ibrahim.
"Wahai Ibrahim, sayang sekali umur anak itu tidak akan sampai besok pagi," jelas Malaikat Maut.

Setelah berkata demikian, Malaikat Maut pergi meninggalkan Nabi Ibrahim.

Berlanjut ke Sedekah Menunda Kematian Bagian 2

Thursday, March 3, 2011

Pedihnya Sakaratul Maut

Kisah Islamiah kembali hadir dengan kisah islami lain yang bagus untuk dijadikan teladan.
Rugi lo kalau tidak membacanya.
Penulis berharap agar kisah-kisah yang ada di blog ini bisa dijadikan suri tauladan juga.

Kali ini akan diceritakan tentang cerita betapa sakitnya saat sakaratul maut, saat menjelang ajal, saat tercabutnya roh dari jasad manusia.
Adalah Nabi Idris yang pernah menyampaikan hal ini dan diwariskan beritanya.




Dengan izin Allah SWT, akhirnya Nabi Idris dapat merasakan betapa sakitnya sakaratul maut.
Ia mengibaratkan sakitnya kayak hewan yang dikuliti hidup-hidup.

Nabi Idris a.s.
Suatu ketika Nabi Idris telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail.
Kemudian Beliau bertanya,
"Hai Malaikat Izrail, kedatanganmu ini untuk mencabut nyawa atau berkunjung."
Lalu Malaikat Izrail menjawab bahwa kedatangannya itu untuk berkunjung dengan izin Allah.

Setelah mendengar jawaban Malaikat Izrail, Nabi Idris berkata lagi,
"Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan denganmu."
"Kepentingan apa itu?" kata Malaikat Izrail.
Setelah sejenak menghela nafas, Nadi Idris pun menjawab,
"Kepentinganku denganmu adalah supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali agar aku dapat lebih giat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut."

Malaikat Izrail keheranan mendengar permintaan Nabi Idris.
Tapi Allah memberi wahyu kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris.
Seketika itu juga Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris a.s.

Pedihnya Sakaratul Maut.
Setelah menjalankan tugasnya itu Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah untuk menghidupkan kembali Nabi Idris a.s.
Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka Nabi Idris pun hidup kembali.
Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris a.s.
"Hai Saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut itu?"

Nabi Idris a.s menjawab,
"Sesungguhnya rasa sakaratulmaut itu saya umpamakan binatang yang hidup dilepas kulitnya dalam keadaan hidup-hidup dan begitulah rasanya sakaratul maut bahkan lebih seribu kali sakit."
Kata Malaikat Maut,
"Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa yang seperti itu selama-lamanya."

Itulah sahabatku sekelumit kisah tentang pedihnya sakaratul maut.
Seorang Nabi pun juga merasakan hal yang sama dan terasa sangat pedihnya kala nyawa terlepas dari badan.
Semogo sedikit kisah di atas bisa sebagai pelajaran dan renungan untuk kita semua agar selalu meningkatkan bekal sebelum nyawa terlepas.
Amiin.