Sunday, January 29, 2012

Dialog antara Iblis dan Nabi Isa

Kisah Islamiah sore dengan dialog antara Iblis dan Nabi Isa as.
Nabi Isa as menyatakan bahwa dirinya bukanlah Tuhan, melainkan hanya hamba Allah SWT seperti kebanyakan Nabi dan Rasul lainnya.


Kisahnya.
Pada suatu hari Nabi Isa as bertemu dengan iblis laknatullah dan terjadilah percakapan antara keduanya.

Dialog Pertama
Iblis: Wahi Isa bin Maryam, dari sifat Ketuhanan itu sampai engkau mampu berbicara ketika engkau masih bayi. Padahal tak seorang pun yang mampu berbicara seperti engkau sebelum kamu.
Nabi Isa as: Yang memiliki sifat Ketuhanan itu adalah Dzat yang membuat saya mampu berbicara dan Dzat yang mematikan saya, kemudian menghidupkan saya kembali.

Iblis: Bukan begitu maksudku, akan tetapi engkaulah orang yang telah sampai pada tingkat menjadi Tuhan sehingga engkau mampu menghidupkan orang yang telah meninggal dunia.
Nabi Isa as: Bukan begitu, sifat Ketuhanan itu adalah milik ALlah SWT sebagai Dzat yang menghidupkan dan mematikan orang yang saya matikan lalu dihidupkan Allah SWT.
(Jadi bukan saya yang menghidupkan, maksud-red).
Saya hanya perantara saja.
Iblis: Demi Allah, engkau adalah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi.




Begitu iblis berbicara demikian, maka turunlah Malaikat Jibril yang dengan sayapnya, Iblis dipukul sampai ke matahari. Lalu ada pukulan sayap yang kedua iblis terlempar sampai ke sumber air panas lalu dilempar lagi sampai ke lautan yang ke tujuh.

Dialog ke Dua
Ketika Nabi Isa as mengerjakan shalat di Baitul Maqdis, ia ditemui oleh iblis dan berkata,
"Sesungguhnya engkau tidak pantas menjadi seorang hamba, sebaiknya engkau menjadi Tuhan."
Namun Nabi Isa as selalu berusaha melepaskan diri dari gangguan iblis terlaknat itu, namun masih belum bisa terlepas.

Kemudian Iblis berkata lagi,
"Tidak patut engkau menjadi hamba."
Nabi Isa as lalu memohon pertolongan kepada Allah SWT dan kemudian Jibril datang bersama Mikail. Iblis dikepung lalu iblis dihantam dengan sayap Malaikat Jibril dan dibuang ke lembah jurang.

Iblis tidak kenal menyerah dan putus asa dalam menjalankan tugasnya.
Iblis lalu datang lagi kepada nabi Isa as, karena iblis tahu bahwa kedua malaikat itu tidak diutus kecuali hanya untuk itu saja, lainnya tidak.

Iblis mengulangi ucapnnya kepada Nabi Isa as bahwa Nabi Isa as tidak patut menjadi hamba.
Iblis berkata,
"Aku tahu apa yang terjadi ketika engkau marah. Aku mengajakmu untuk sesuatu yang memang seharusnya menjadi hakmu yaitu memerintah setan supaya setan itu tunduk kepadamu, sebab apabila manusia mengetahui bahwa setan-setan itu tunduk kepadamu, maka manusia pun lalu taat kepadamu dan menyembahmu."

"Aku tidak mengatakan bahwa engkau adalah Tuhan dan tidak ada Tuhan yang lain. tetapi maksud saya engkau adalah Tuhan di bumi dan Allah SWT Tuhan di langit."
Mendengar perkataan iblis yang demikian itu, Nabi Isa as berteriak sekeras-kerasnya hingga Malaikat Israfil turun ke bumi.



Malaikat Jibril dan Mikail yang melihat hal itu segera menangkap iblis kemudian Malaikat Israfil menghantam iblis dengan sayapnya lalu dibuang ke matahari. Nabi Isa as kemudian pergi, tapi masih sempat saja iblis menggoda.
"Wahai Isa, aku bertemu engkau pada hari ini mengalami kesulitan yang sangat luar biasa."

Dialog Ketiga.
Iblis laknatullah masih juga belum kapok meskipun telah dihantam sayap malaikat.
Pada suatu hari, iblis menemui lagi Nabi Isa as dan terjadilah percakapan lagi.

Nabi Isa as: Apakah kamu tidak tahu bahwa sesuatu tidak akan emnimpamu kecuali jika telah ditakdirkan kepadamu?
Iblis: Sekarang coba saja naik ke puncak gunung sana lalu jatuhkan tubuhmu dari puncak gunung itu, apakah engkau hidup atau mati?
Nabi Isa as: Apakah kamu belum mengetahui bahwa Allah SWT berfirman,
"Janganlah hambaKu mengujiKu, karena Aku berbuat sesuatu atas kkemauanKu."
maksudnya adalah jika ALlah SWT menghendaki masih hidup, maka tidak akan mati orang yang terjun dari puncak gunung. Karena hamba tidak bisa menguji Tuhannya tetapi Tuhanlah yan menguji hambaNya.

Iblis: Apakah kamu tidak mengatakan benar? Cobalah ambillah wadah lampu, kemudian pukulkan ke tubuhmu, tentu engkau akan kesakitan bukan?
Nabi Isa as: Kamu ini celaka, bukankah Allah SWT telah melarang seseorang untuk memohon atas kerusakan tubuh.

Dari Kisah Islamiah, dialog antara Nabi Isa as dan Iblis tersebut dapat diambil pelajaran bahwa segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi adalah merupakan kekuasaan dan kehendalk ALlah SWT.
Siapapun dia, bagaimanapun hebatnya, tidak akan mampu lari dari takdir Allah SWT>

Thursday, January 26, 2012

Godaan Setan Ketika Bayi Lahir

Kisah islamiah sore dengan kisah jin yang bernama setan.
Ketika bayi baru saja dilahirkan, maka orang tuanya disyariatkan untuk mengazani telinga kanan si bayi dan memberi bacaan iqomah di telinga kirinya.

Hal tersebut dilakukan untuk menjauhkan si bayi dari godaan setan. Setan ini akan mengganggu manusia sejak pertama lahir.
Berikut Kisahnya
Ada sebuah hadits, dari Abu Hurairah ra yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak ada seorang bayi pun dari anak Adam yang terlahir kecuali ia pasti mendapat tusukan dari setan sehingga bayi itu menangis dan menjerit karenanya, kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa as)."
(HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,
"Jeritan bayi ketika lahir adalah karena mendapat tusukan setan."
(HR. Muslim).

Dari hadits di atas dijelaskan bahwa semua manusia, entah itu orang tuanya muslim atau tidak, ketika bayi lahir maka akan didatangi setan dan diganggu pada saat dilahirkan. Datangnya setan pada saat itu adalah untuk menancapkan tusukan ujung jarinya pada kedua mata anak Adam.

Setan Mencari Pengikut.
Tujuan setan menusukkan jarinya tersebut adalah setan berharap kelak di kemudian hari, anak Adam tersebut menjadi pengikut setianya. Matanya tidak bisa "MELIHAT" dengan benar antara yang baik dan yang jahat.

Kebaikan akan tampak menjadi bayang-bayang yang samar sehingga ia akan enggan menuju ke arah kebaikan tersebut. Kejahatan akan tampak seperti kilauan cahaya yang snagat meggiurkan sehingga ia akan berlari untuk menyongsongnya.

Oleh karena itu, Rasululah SAW memberi tuntunan kepada umatnya agar terhindar dari gangguan setan pada saat bayi dilahirkan.

Pertama.
Dengan diazani pada telinga kanannya dan diiqamatkan pada telinga kirinya.
Ibnu Abbas ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Ajarkanlah kalimat 'Laa ilaaha Illallahu' kepada anak-anakmu sebagai kalimat pertama yang mereka dengar."
(HR. Al-hakim).

Rasulullah SAW juga bersabda,
"Barang siapa yang mendapati seorang bayi yang dilahirkan, kemudian diazankan di telinga kanannya dan diiqamatkan di telinga kirinya, maka ia tidak akan diganggu oleh Ummu Shibyan (setan yang selalu mengganggu anak kecil)."
(HR. Ibn Sunny dari Hasan ibn Aki ra).

Menurut Rasululah SAW, setan akan ketakutan dan berlari sejauh-jauhnya apabila mendengar suara azan.

Kedua.
Hal kedua yang bisa dilakukan pada bayi yang baru lahir adalah dengan dibacakan surat Al Ikhlas pada kedua telinganya.
Imam Muhyiddin ABi Zakaria Yahya dalam kitabnya Al Adzkar Al Nawawiyyah menjelaskan bahwa Rasullah SAW membacakan surat Al khlas pada telinga anak yang baru dilahirkan.

Ketiga.
Dengan mendoakan bayi yang baru dilahirkan.
Untuk meghindari bisikan setan pada bayi adalah dengan membacakan Surat Ali Imran ayat 36 dengan maksud untuk memohonkan perlindungan Allah SWT untuk anak yang baru dilahirkan agar terhindar dari godaan setan yang terkutuk.

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Artinya:
Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk."


Doa keselamatan dan perlindungan untuk anak.
"Ya Allah, kumohon perlindungan kepada-Mu untuk anak ini dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan dan kesusahan, dan dari pandangan mata yang menyakitkan."
(HR. Bukhari).

Tuesday, January 24, 2012

Khidir Tergolong Nabi atau Wali?

Kisah Islamiah sore dengan seorang insan yang bernama Khidir sebagai topiknya.
Ada beberapa ulama yang menganggap bahwa Khidir adalah seorang wali atau ulama besar yang tinggi ilmunya dan suci kepribadiannya.
Namun, sebagian besar ulama mengatakan bahwa Khidir adalah seorang Nabi.


Berikut Fatwa-fatwa yang menyatakan tentang Khidir.
1. Fatwa dari Syeikh Abu Umar bin Shalah.
Beliau berkata,
"Dia (Khidir) adalah Nabi. Tetapi para ulama bertentangan pendapat tentang kerasulannya."

2. Abu Ishaq Al-Alibi (ahli tafsir).
Beliau berkata,
"Khidir adalah seorang Nabi. Tetapi ia tidak mudah dilihat oelh sembarang orang."

Penulis pun lebih condong kepada 2 fatwa di atas, hal ini merujuk kepada ayat suci Al Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 65, ayat 82 serta Surat Maryan ayat 21 dan Surat Huud ayat 28.

فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا ٦٥

Artinya:
"Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami[886]."
(QS. Al-Kahfi: 65)

[886] Menurut ahli tafsir hamba di sini ialah Khidhr, dan yang dimaksud dengan rahmat di sini ialah wahyu dan kenabian. sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang akan diterangkan dengan ayat-ayat berikut.


وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا ٨٢

Artinya:
"Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya"."
(QS. Al-Kahfi: 82)

Dari kedua ayat tersebut menegaskan tentang kenabiannya.
"Dan bukannya aku melakukannya menurut kemauanku sendiri (kata Khidir kepada Nabi Musa as).
Maksudnya adalah bahwa Khidir dikaruniai pengetahuan oleh Allah SWT melebihi batas kemampuan manusia biasa, bahkan di atas kemampuan Nabi Musa as. Kalau Khidir bukan seorang Nabi, pantaskah Nabi Musa as berguru kepadanya?

Kata Rahmat berarti Nabi, ayat yang menjelaskan adalah:

قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي رَحْمَةً مِنْ عِنْدِهِ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنْتُمْ لَهَا كَارِهُونَ ٢٨

Artinya:
"Berkata Nuh: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. apa akan Kami paksakankah kamu menerimanya, Padahal kamu tiada menyukainya?""


قَالَ كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا ٢١

Artinya:
Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".


Ahli tafsir yang terkenal, yaitu Ibnu Katsir lebih condong menggolongkan Khidir kepada para Nabi. Dua Ayat Al Qur'an di atas terdapat kata rahmat. Kata rahmat itu memiliki makna bahwa kata Rahmat adalah Nabi.

Monday, January 23, 2012

Tertipu Laba-Laba

Kisah Islamiah Sore dengan kisah Nabi Muhammad SAW.
Pada saat kaum kafir Quraisy melakukan segala upaya untuk mengejar dan menemukan Rasulullah SAW, dengan iming-iming bagi siapa saja yang berhasil membunuh Nabi Muhammad SAW dalam hijrahnya ke kota Madinah.


Kisahnya.
Bukan hanya para petinggi kaum kafir Quraisy saja yang tertarik dengan hadiah yang menggiurkan, namun para warga pun juga ikut memburu keberadaan Rasulullah SAW.
Hadiahnya berupa 100 ekor unta bagi siapa saja yang berhasil menangkap Baginda Rasulullah SAW hidup atau mati.

Dengan berbekal aneka senjata tajam, mereka pun menyebar untuk mencari keberadaan Rasulullah SAW.
Para ahli pencari jejak pun ikut ambil bagian dalam melacak keberadaan Beliau SAW. Upaya itu pun menuai titik terang, mereka berhasil emnegndus jejak perjalanan Nabi SAW di Bukit Tsur.

"Pasti mereka ada di dalam gua di sekitar bukit ini," kata salah seorang dari mereka.

Tak jauh dari mereka, Abu Bakar ra dan Rasulullah SAW sebenarnya bisa mendengar percakapan mereka, bahkan bisa melihat mereka dari dalam gua. Mengetahui hal itu, Abu Bakar ra merasa khawatir sampai dirinya berkeringat.
Kemudian ia berkata kepada baginda Nabi SAW,
"Ya Rasulullah SAW, aku tidak takut mati, akan tetapi jika mereka menyakitimu, maka kaum muslimin akan kacau balau," kata Abu Bakar ra.

Subhanallah..
Meski keadaan sangat genting begitu,Baginda Nabi SAW dengan tenang dan penuh keyakinan menenangkan sahabat karibnya itu,
"Laa Tahzan, Allah Ma'ana."

Artinya: "Janganlah takut, Allah bersama kita."

Kegelisahan Abu Bakar ra.
Meski sudah ditenangkan oleh baginda Nabi SAW, namun Abu Bakar ra tak bisa menyembunyikan kegusarannya. Betapa tidak, Abu Bakar sadar betul bahwa apabila orang-orang kafir itu merunduk sedikit saja, pastilah mereka sudah bisa melihat keberadaan keduanya.

Rasululah SAW yang bijaksana itu bisa mengetahui kegelisahan sahabatnya.
Beliau SAW langsung berdoa kepada Allah SWT agar Abu Bakar menjadi tenang. Akhirnya Abu Bakar ra pun tenang dan memiliki keberanian yang berlipat ganda untuk terus mendampingi hijrah Rasulullah SAW.

Tertipu Sarang Laba-laba dan Burung Merpati.
Subhanallah...
Atas izin ALlah SWT, para pemburu itu tidak bisa melihat dan mendeteksi keberadaan Rasulullah di Gua Tsur.

Ternyata, beberapa saat sebelum orang-orang kafir Quraisy itu mendekati Gua Tsur, Allah SWT telah terlebih dahulu mengutus sepasang burung merpati utnuk membuat sarang di mulut gua itu.
Bahkan tak hanya sampai di situ saja, atas izin Allah SWT, burung betina pun bertelur dan mengerami telurnya.

Tak hanya di situ saja, Allah SWT mengutus laba-laba kecil untuk hinggap di mulut gua dan membuat jaring yang sempurna menutupi mulut gua Tusr terebut. Dengan cerdiknya laba-laba itu mendesain sarangnya sehingga seperti sarang laba-laba yang sudah cukup lama dibuat.
Subhanallah...

Dengan adanya sarang burung dan jaring laba-laba itu, orang-orang kafir Wuraisy yakin benar kalau tidak ada orang yang masuk Gua Tsur itu. Kalau ada yang masuk, berarti orang tersebut akan merusak sarang laba-laba dan burung pun beterbangan.

Ternyata mereka tertipu oleh laba-laba yang kecil itu.
Subhanallah..

Wednesday, January 18, 2012

Penggagas Selamatan Mitoni Islami

Kisah Islamiah malam dengan Kisah Wali Songo.
Selamatan mitoni sebenarnya sudah menjadi tradisi di tanah jawa ini.
Selamatan Mitoni artinya adalah acara selamatan yang diadakan untuk memperingati 7 bulan kehamilan seorang istri.

Mitoni ini ada kisah tersendiri.
Siapakah Sang Penggagas selamatan mitoni versi islam. Dialah Sunan Kudus.
Sunan Kudus ini merupakan pendukung gagasan dari Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Orang Jawa menyebutnya Kaum Abangan.

Kenapa disebut Abangan?
Ya karena cara berdakwahnya adalah dengan mendekati rakyat yang masih erat dengan budaya lama, tradisi yang tengah ada dibiarkan tapi disusupi dengan ajaran islam.
Kurang lebih begitu intinya.

Yuk dilanjut lagi tentang kisah asal muasal selamatan mitoni ini.


Simak Ceritanya.
Di dalam cerita tutur jawa, disebutkan bahwa Sunan Kudus itu pada suatuketika gagal mengumpulkan rakyat yang masih berpegang teguh pada adat istiadat lama.
Seperti diketahui, rakyat Jawa banyak yang melakukan adat-adat aneh, yang kadang kala bertentangan dengan ajaran Islam.

Misalnya saja berkirim sesaji di kuburan untuk menunjukkan bela sungkawa atau berdukacita atas meninggalnya salah seorang anggota keluarga, selamatan neloni, mitoni dan sebagainya.

Sunan Kudus sangat memperhatikan upacara-upacara ritual itu dan berusaha sebaik-baiknya untuk merubah atau mengarahkannya dalam bentuk Islami. Hal ini dilakukan juga oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Muria.
Begitu pula selamatn mitoni, acara selamatan yang minta kepada dewa kalau anaknya lahir supaya tampan seperti Arjuna dan jika perempuan agar cantik seperti Dewi Ratih.

Adat dan upacara tersebut tidak ditentang secara keras oleh Sunan Kudus.
Melainkan diarahkan dalam bentuk islami. Acara boleh terus dilakukan tapi niatnya bukan hanya sekedar kirim sesaji kepada para dewa, melainkan bersedekah kepada penduduk setempat dan sesaji yang dihidangkan boleh dibawa pulang.

Sedangkan permintaannya langsung kepada Allah SWT dengan harapan jika anaknya yang lahir laki-laki seperti Nabi Yusuf as dan jika perempuan seperti Ibu Maryam, Ibunda Nabi Isa as.
Untuk itu, sang ayah dan ibu harus sering-sering membaca Surat Yusuf dan Surat Maryam dalam Al Qur'an.

Sebelum acara selamatan dilaksanakan, diadakanlah pembacaan Layang Ambiya' atau sejarah para nabi. Biasanya yang dibaca adalah bab Nabi Yusuf as.
Hingga sekarang acara pembacaan Layang Ambiya' yang berbentuk tembang asmaradana, pucung dan lain sebagainya masih hidup di kalangan masyarakat pedesaan.

Undangan Mitoni.
Ketika pertama kali melaksanakan gagasan ini, Sunan Kudus pernah gagal yaitu beliau mengundang seluruh masyarakat baik yang islam maupun yang Hindu dan Budha ke dalam masjid. Dalam undangan tersebut disebutkan bahwa Sunan Kudus mempunyai hajat hendak mitoni dan bersedekah atas hamilnya istri selama 7 bulan.

Sebelum masuk masjid, masyarakat harus membasuh kaki dan tangannya di kolam yang sudah disediakan. Dikarenakan harus membasuh tangan dan kaki inilah banyak rakyat yang tidak mau, terutama dari kalangan Budha dan Hindu.
Sunan Kudus sebenarnya ingin memperkenalkan syariat wudhu kepada masyarakat,namun mereka malah menjauh. Hal ini disebabkan karena iman masyarakat atau tauhidnya belum terbina.

Maka, pada kesempatan lain, Sunan Kudus mengundang masyarakat lagi. Kali ini masyarakat tidak usah membasuh tangan dan kakinya waktu masuk ke dalam masjid, dan hasilnya sungguh luar biasa. Masyarakat berbondong-bondong memenuhi undangannya.

Sunan Kudus Berhasil.
Pada saat itulah Sunan Kudus menyisipkan bab keimanan dalam agama islam secara halus dan menyenangkan rakyat. Cara menyampaikan materi cukup cerdik. Ketika rakyat tengah memusatkan perhatian kepada keterangan Sunan Kudus, akan tetapi karena waktu sudah terlalu lama dan dikuatirkan mereka jenuh, maka Sunan Kudus mengakhiri ceramahnya.

Cara tersebut mengecewakan, akan tetapi di situlah letak segi positifnya. Rakyat jadi ingin tahu kelanjutan ceramahnya. Pada kesempatan lain rakyat datang lagi karena ingin mengetahui kelanjutan ceramah Sunan Kudus yang membuat hati rakyat penasaran.

Dengan demikian, Sunan Kudus berhasil menebus kesalahannya di masa lalu.
Rakyat tetap menaruh simpati dan menghormatinya.
Cara yang ditempuh untuk mengislamkan masyarakat cukup banyak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sunan Kudus juga merupakan pencipta tembang Mijil dan Maskumambang.
Di dalam tembang-tembang tersebut beliau sisipkan ajaran-ajaran agama islam.

Saturday, January 14, 2012

Rahasia Nabi Khidir Berumur Panjang

Kisah Islamiah malam dengan kisah Nabi Khidir.
Ternyata ada suatu rahasia yang menyebabkan Nabi Khidir as masih hidup hingga sekarang ini. Tentu semua itu adalah kehendak Allah SWT terhadap hamba-Nya yang satu ini.

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa'labi dari Imam Ali ra.
Semoga dengan kisah ini akan lebih memantapkan keimanan kita kepada Allah SWT, bahwa jika Allah SWT berkehendak maka akan TERJADILAH. Tak seorang pun yang mampu menghalanginya.


Berikut Kisahnya.
Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada dirinya dengan menjadi seorang raja. Dialah Raja Iskandar Zulkarnaen, yang namanya telah tersebut dalam Al Qur'an.




Pada tahun 322 SM, Raja Iskandar Zulkarnaen berniat mengadakan perjalanan untuk mengelilingi bumi dan Allah SWT mewakilkan salah satu malaikatnya yang bernama Rofa'il untuk menyertainya dalam perjalanan panjang itu.

Dialog Malaikat dan Raja Iskandar Zulkarnaen.
Karena ditemani oleh seorang malaikat, Raja Zulkarnaen banyak mengajukan pertanyaan seputar dunia dan akhirat serta isinya. Salah satu pertanyaan yang paling terkenal adalah tentang ibadah para malaikat di langit.
"Wahai Malaikat Rofa'il, ceritakanlah kepadaku tentang ibadahnya para malaikat yang ada di langit," tanya Raja Zulkarnaen.
"Para malaikat yang ada di langit ibadahnya ada yang berdiri tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada juga yang bersujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya," jawab Malaikat Rofa'il.

"Duh, alangkah senangnya hati ini seandainya aku bisa hidup bertahun-tahun lamanya untuk beribadah kepada Allah SWT," kata Raja Zulkarnaen.
"Wahai raja, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sumber air di bumi. Namanya Ainul Hayat, artinya sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminum airnya seteguk, maka ia tidak akan mati sampai hari kiamat atau jika ia memohon kepada Allah SWT untuk dimatikan," kata Malaikat Rofa'il.

"Apakah engkau tahu tempat Ainul Hayat itu wahai Malaikat Rofa'il?" tanya raja.
"Sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di bumi yang gelap," jawab Malaikat Rofail.

Setelah Raja Zulkarnaen mendengar penuturan malaikat Rofa'il tentang Ainul Hayat itu, maka raja segera mengumpulkan para alim ulama pada saat itu. Sebelumnya, raja bertanya kepada mereka tentang letak Ainul Hayat, tapi mereka semua menjawab tidak tahu.
"Wahai para alim ulama, tahukah kalian dimanakah letak Ainul Hayat itu?" tanya raja.
"Kami tidak mengetahuinya wahai baginda, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui," jawab salah seorang ulama.

Di luar dugaan, dari pertanyaan Raja Zulkarnaen tersebut, ada salah seorang ulama yang mampu menjawab meski tidak sedetail letaknya.
"Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi Adam as bahwa beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah SWT meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap," kata ulama itu.
"Dimanakah bumi yang gelap itu?" tanya raja.
"Yaitu di tempat terbitnya matahari," jawab orang alim ulama itu.

Kemudian Raja Zulkarnaen menyuruh para pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan untuk mencari dan mendatangi tempat Ainul Hayat itu.
"Kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap?" tanya raja.
"Kuda betina yang masih perawan," jawab para sahabatnya.

Akhirnya raja mengumpulkan seribu kuda betina yang masih perawan dan ia memilih diantara 6 ribu tentaranya yang pandai serta ahli dalam mencambuk. Di antara para tentara itu, ada yang bernama Nabi Khidir as, bahkan beliau menjabat sebagai perdana menteri kala itu.

Perjalanan Mencari Ainul Hayat.
Setelah dirasa semua cukup dan siap, maka berangkatlah Raja Zulkarnaen dan Nabi Khidir as yang ebrjalan di depan pasukan. Setelah sekian lama mencari, akhirnya mereka mengetahui tempat terbitnya matahari.



Mereka pun menuju arah terbitnya matahari tersebut.
Perjalanan ke temnpat tujuan tersebut memakan waktu 12 tahun lamanya untuk sampai di bumi yang gelap itu. Gelapnya bukanlah seperti di waktu malam hari, melainkan gelap karena ada pancaran seperti asap.

Raja Zulkarnaen sudah tak sabar lagi hendak masuk ke tempat gelap itu, namun salah seorang cendikiawan mencegahnya. Para tentara berkata kepada raja,
"Wahai Baginda, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk ke tempat gelap ini, karena tempat yang gelap ini berbahaya."
"Wahai prajurit, kita harus memasukinya, tidak boleh tidak," sanggah sang raja.

Karena raja bersikeras hendak masuk, maka tak ada seorang pun yang berani melarangnya.
"Diamlah dan tunggulah kalian di sini selama 12 tahun. Jika aku bisa datang kepada kalian dalam masa itu, maka kedatanganku terhadap kalian termasuk baik. Dan jika aku tidak datang dalam 12 tahun, maka pulanglah kalian kemabli ke negeri kalian," ujar sang raja.

Setelah itu raja mendekat dan bertanya kepada malaikat Rofa'il,
"Apabila kita melewati tempat gelap ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita?"
"Tidak bisa kelihatan<" jawab Malaikat Rofa'il.
"Akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara. Jika mutiara itu ke atas bumi, maka mutiara itu dapat emnjerit dengan suara yang keras, dengan demikian kawan-kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian," jelas Malaikat Rofa'il lebih lanjut.

Masuk ke Ainul Hayat.
Demikianlah, akhirnya Raja Iskandar Zulkarnaen masuk ke tempat yang gelap itu. Selama 18 hari lamanya tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam maupun siang. Tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan didampingi Nabi Khidir as.

Pada saat mereka berjalan, maka ALlah SWT memberi wahyu kepada Nabi Khidir as.
"Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu."

Setelah Nabi Khidir as menerima wahyu itu, beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya,
"Berhentilah kalian di tempat masing-masing dan jangan kalian emninggalkan tempat kalian sebelum aku datang kepada kalian."

Kemudian Nabi Khidir as menuju kanan jurang hingga beliau menemukan Ainul Hayat itu. Beliau turun dari kudanya, melepaskan pakaiannya dan turun ke Ainul Ahaya tersebut. Beliau mandi dan minum air sumber hidup tersebut dan beliau merasakan bahwa airnya lebih manis daripafda madu.

Sesudah mandi dan minum air tersebut, beliau keluar dari tempat itu kemudian menemui Raja Iskandar Zulkarnaen. Raja tidak mengetahui apa yang telah terjadi atas diri Nabi Khidir as.

Wallahu A'lam.

Wednesday, January 11, 2012

Nabi Langsung Sakit karena Pria Buta

Kisah Islamiah sore dengan Kisah Nabi.
Sebagai rujukan cerita ini adalah Ayat Suci Al Qur'an Aurat 'Abasa ayat 1-6.
Rasulullah SAW mendapat teguran Allah SWT karena telah bermuka masam dan berpaling terhadap seorang yang buta. Padahal, si buta ini ingin sekali mendapatkan pengajaran tentang Islam dari Nabi SAW sendiri.


Berikut Kisahnya.
Kisah Islami yang satu ini menjadi sebab turunnya ayat Al Qur'an Surat 'Abasa ayat 1 sampai 6. Semua tak lepas dari sosok sahabat Nabi sekaligus seorang muazin yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum.



Siapa Abdullah bin Ummi Maktum.
Dia adalah orang Makkah suku Quraisy. Dia masih memiliki ikatan keluarga dengan Rasululah SAW, yaitu paman Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid ra. Bapaknya adalah Qais bin Zaid sedangkan ibunya adalah Atikah binti Abdullah.

Ibunya diberi gelar "Ummi Maktum", karena anaknya, Abdullah lahir dalam keadaan buta total. Abdullah bin Ummi Maktum ini merupakan salah seorang sahabat Rasululah SAW yang akan menghuni surga nantinya.

Ketika Islam Datang.
Ketika Islam mulai datang, Abdullah bin Ummi Maktum telah menerima agama itu dengan sepenuh hati. Bahkan ia termasuk kelompok yang pertama masuk islam.

Setelah menjadi muslim sejati, Abdullah rela menanggung segala macam suka dan duka kaum muslimin, termasuk penderitaan akibat siksaan dari kaum Quraisy.

Apakah Abdullah bin Ummi Maktum menyerah karena disiksa?
Tidak sama sekali, dia tidak pernah mundur walau sedikitpun. Bahkan, dia semakin teguh berpegang kepada agama Islam dan Kitab Allah SWT.
Dia semakin rajin mempelajari syariat Islam dan sering mendatangi majelis Rasulullah SAW.


Abdullah Merasa Diacuhkan.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW mengadakan dialog dengan pemimpin-pemimpin Quraisy seraya mengharap semoga mereka mau masuk ke dalam islam. Beliau bertatap muka dengan tokoh Quraisy seperti:
  • 'Uthbah bin Rabi'ah.
  • Syaibah bin Rabi'ah.
  • 'Amr bin Hisyam (Abu Jahal).
  • Umayyah bin Khalaf.
  • Walid bin Mughirah (Ayah dari Khalid bin Walid).

Rasulullah SAW berunding dan bertukar pikiran dengan mereka tentang islam.
Beliau sangat ingin mereka mau menerima dakwah dan menghentikan penganiayaan terhadap para sahabat yang masuk islam.

Sementara beliau berunding dengan sungguh-sungguh, tiba-tiba saja Abdullah bin Ummi Maktum yang buta itu datang mengganggu, meminta kepada Rasulullah SAW untuk dibacakan ayat-ayat Al Qur'an.
"Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku ayat-ayat yang telah diajarkan Allah SWT kepada Anda," ujar Abdullah bin Ummi Maktum.

Rasulullah SAW terlengah dengan belum memperhatikan permintaan Abdullah tersebut. Bahkan, beliau agak acuh dengan permintaan Abdullah sahabatnya itu. Beliau membelakangi dan melanjutkan pembicaraan dengan para pemimpin Quraisy tersebut.




Setelah selesai berbicara dan berunding dengan para pemimpin Quraisy, Rasululah SAW bermaksud hendak pulang. Akan tetapi, di tengah perjalanan tiba-tiba saja penglihatan Beliau menjadi gelap dan kepala Beliau terasa sakit bukan main seperti terkena pukulan.

Teguran Allah SWT.
Dalam keadaan seperti itu, otomatis Rasulullah SAW kesakitan, kemudian turunlah Malaikat Jibril yang membacakan wahyu Allah SWT ke dalam hatinya.

Inilah bunyi Surat 'Abasa ayat 1-6 yang merupakan Ashabul Nuzul dari kisah ini.
Allah SWT berfirman,


عَبَسَ وَتَوَلَّى ١
أَنْ جَاءَهُ الأعْمَى ٢
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى ٣
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى ٤
أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى ٥
فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى ٦


1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya[1554].
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup[1555],
6. Maka kamu melayaninya.

[1554] Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.

[1555] Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yang diharapkannya dapat masuk Islam.

Sejak hari itu, Rasulullah SAW tidak lupa memberikan tempat yang mulia bagi Abdullah apabila dia datang dalam majelisnya. Beliau mempersilahkan duduk, menanyakan keadannya dan memenuhi kebutuhannya.
Tak heran kalau Beliau memuliakan Abdullah sedemikian rupa, selain karena Abdullah bin Ummi Maktum buta total, juga karena turunnya wahyu tersebut.

Sunday, January 8, 2012

Asal Mula Iblis bisa Masuk ke Tubuh Manusia

Kisah Islamiah pagi dengan kisah Nabi dan Kisah Iblis.
Diduga, riwayat berikut ini berasal dari Tirmidzi. Setelah Nabi Adam dan Hawa berkumpul kembali dan taubat mereka diterima oleh Allah SWT, Iblis masih saja menggoda keduanya.

Godaan Iblis ini ditujukan kepada Ibu Hawa, hingga akhirnya Iblis atau setan bisa masuk ke tubuh manusia karena seorang anak Iblis dimakan oleh Nabi Adan dan Ibu Hawa.


Berikut Kisahnya.
Setelah pertemuan Nabi Adam dan Hawa di bumi, pada suatu hari Nabi Adam as meninggalkan Hawa seorang diri karena ada suatu keperluan. Maka, datanglah iblis bersama anaknya yang bernama Khannas kepada Hawa.

"Aku harus pergi untuk melakukan sesuatu hal yang penting," kata si Iblis kepada Hawa.
"Tolonglah jaga anakku ini hingga aku kembali," lanjut iblis.

Hawa menerima anak itu dan iblis pun pergi.
Setelah Nabi Adam kembali pulang, dia kaget tengah mendapati Hawa bernama anak iblis yang bernama Khannas. Nabi Adam sangat marah, namun Hawa membela diri.
"Dia adalah anak iblis yang dititipkannya kepadaku," jawab Hawa.
"Mengapa engkau sudi menolongnya?jawab Adam mencela Hawa.

Dengan sangat marah, anak iblis itu dibunuhnya, dicincangnya dan setiap cincangan itu digantungkan di dahan pohon. Setelah itu, pergilah Adam.
Tak berapa lama kemudian, Iblis pun datang menemui Hawa untuk mengambil anaknya.

"Dimanakah anakku?" tanya Iblis kepada Hawa.
Hawa menerangkan bahwa telah terjadi sesuatu.
"Adam telah mencincang-cincang tubuh anakmu dan setiap potongan anakmu digantungkannya pada dahan pohon," jelas Hawa kepada Ibls.




Si Iblis kemudian menyerukan nama anaknya dan potongan-potongan tubuh anaknya berkumpul dan Khannas pun hidup kembali seperti sedia kala.
"Jagalah dia, karena aku ada urusan lain yang harus aku kerjakan" pinta Iblis kepada Hawa.

Mula-mula Hawa menolak permintaan Iblis, akan tetapi Iblis bermohon sedemikian gigihnya sehingga ia menyerah. Setelah itu, pergilah si Iblis meninggalkan tempat itu.
Ketika Adam pulang, terlihatlah olehnya anak iblis itu.

"Apakah artinya semua ini?" tanya Adam.
Hawa kemudian mengisahkan yang telah terjadi, namun Adam malah memukuli Hawa habis-habisan.
"Aku tak tahu apakah rahasia di balik semua ini," kata Adam.
"Kenapa engkau tidak mematuhi aku dan lebih mematuhi seteru Allah SWT dan terpedaya oleh bujukannya," tanya Adam.

Tak berapa lama kemudian, Adam membunuh anak inlis itu dan mayatnya dibakar. Kemudian sebagian abunya dibuangnya ke dalam air dan sebagianlagi dibuangnya ke udara dan diterpa angin.
Setelah itu, Adam pergi lagi.

Si Iblis datang menanyakan anaknya.
Hawa menceritakan hal yang telah dilakukan Adam kepada anaknya. Si Iblis erteriak memanggila anaknya, dan abu-abu mayat anaknya yang dibakar tadi berkumpul, kemudian Khannas hidup kembali dan bersimpuh di depan ayahnya.

Sekali lagi iblis ingin meminta pertolongan kepada Hawa untuk menjaga anaknya. Namun, Hawa menolak.
"Aku tidak mau, pastilah Adam akn membunuhku nanti," jawab Hawa.
Iblis membujuk dengan berbagai sumpah sehingga akhirnya Hawa pun sekali lagi menyerah. Si Iblis pergi dan tak berapa lamakemudian, Adam pulang ke rumah dan dipatainya Hawa bersama anak itu lagi.

"Allah lah yang mengetahui apa yang akan terjadi sekarang ini, engkau leih menuruti kata-katan Iblis daripada kata-kataku," kata Adam kepada Hawa.



Khannas disembelihnya dan dimasak.
Separuh dari tubuh Khannas dimakan Adam sendiri dan sebagian lainnya diberikan kepada Hawa untuk dimakan sampai habis.

Riwayat lain mengatakan bahwa Iblis masih mampu menghidupkan anaknya kembali setelah langkah terakhir Adam ini, Wallahu A'lam.
Tak berapa lama kemudian, iblis datang menanyakan anaknya dan Hawa menceritakan apa yang sedang terjadi.
"Anakmua dimasak oelh Adam, separuh tubuhnya aku makan dan separuhnya lagi dimakan oelh Adam," kata Hawa kepada Iblis.

"Inilah yang selama ini aku inginkan," seru Iblis kegirangan.
"Aku ingin menyusup ke dalam tubuh Adam. Kini setelah dadanya menjadi tempat kediamanku, tercapailah sudah keinginanku itu," seru iblis lagi sambil bersorak-sorai.

Dai kisah inilah, maka iblis bisa memasuki tubuh manusia dengan mudahnya hingga sekarang, kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.
Dan anak turun iblis terus berkembang biak dan dinamai dengan setan hingga sekarang.

Friday, January 6, 2012

Dua Bocah Menjadi Hewan

Kisah Islamiah malam dengan kisah mukjizat seorang nabi dan Rasul. Dan kali ini adalah salah satu mukjizat yang diberikan kepada Nabi Isa as.
Namanya Nabi dan Rasul, sekalipun masih kecil, sudah terkabulkan setiap ucapannya.


Kisahnya.
Nabi Isa as dikarunia ucapan yang mudah dikabulkan oleh Allah SWT.
Memang sejak masih kecil, Nabi Isa as sudah dikaruniai banyak mukjizat, selain dapat berbicara ketika masih bayi.
Nabi Isa as juga dikarunia ucapan yang mudah dikabulkan oleh Allah SWT.

Nabi Isa as Dikucilkan.
Pada suatu hari, ktika Nabi Isa as tinggal di Mesir, ia mendengar sura gaduh dari luar rumahnya. Suara itu teramat mengganggunya sehingga ia keluar rumah untuk mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi.

"Suara apakah itu wahai para ibu?" tanya Nabi Isa as yang berada di depan rumahnya.
"Ah jangan dihiraukan, itu adalah suara seekor kera dan babi," jawab salah seorang dari ibu itu.
"Akan tetapi aku mendengarnya seperti suara dari dua orang anak kecil," sergah Nabi Isa as.
"Bukan, mereka adalah hewan-hewan yang tak berarti," jawab ibu yang lain.

Kedua ibu itu sebenarnya telah membohongi Nabi Isa as, hanya karena tidak memperbolehkan anak-anaknya bermain dengan Nabi Isa as. Mereka tega berbohong dan mengatakan demikian karena menurut mereka, Nabi Isa as adalah anak haram hingga mereka mengatakan sekumpulan hewan saja.

Pada masa kecilnya, Nabi Isa as telah dikucilkan banyak orang. Mereka masih menyebut Nabi Isa as sebagai anak haram. Meski demikian, Nabi Isa as tidak protes sama sekali walaupun mengetahui kebohongan itu.


Nabi Isa as Mengamini Perkataan Manusia.
Bahkan Nabi Isa as berdoa kepada Allah SWT agar apa yang dikatakan ibu-ibu itu menjadi kenyataan.
"Ya Allah, jadikanlah mereka seperti apa yang telah diucapkan oleh ibu-ibu ini," doa Nabi ISa as mengamini perkataan ibu-ibu itu.

Tak lama setelah mengamini perkataan ibu-ibu tersebut, kedua anak kecil yang merupakan anak dari ibu-ibu itu berubah menjadi kera dan babi. Betapa terkejutnya ibu-ibu mereka melihat kejadian itu.

Kehadiran Nabi Isa as bagi Bani Israil memang masih dianggap aib karena Nabi Isa as lahir dari seorang ibu yang belum bersuami. Karena itu, mereka selalu berusaha menghasut, menghina dan mengusir Nabi Isa as.

Kisah ini diabadikan dalam Al QUr'an Surat Al-Baqarah ayat 253.
Allah SWT berfirman,

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَكِنِ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ كَفَرَ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ

Artinya:
"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya[158] beberapa derajat. dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat Dia dengan Ruhul Qudus[159]. dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah Rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, Maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya."

[158] Yakni Nabi Muhammad s.a.w.
[159] Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. ini Termasuk mukjizat Isa a.s. menurut jumhur musafirin, bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril.

Thursday, January 5, 2012

Asal Usul Nabi Khidir

Kisah Islamiah sore dengan cerita asal usul Nabi Khidir as.
Banyaknya tokoh-tokoh sufi serta hamba Allah yang bergelar Walisanga pun menurut riwayat pernah bertemu dengan Nabi Khidir as ini. Beliau seorang anak cucu Nabi Adam as yang ditangguhkan kematiannya.


Dalam blog kisah islami ini akan diceritakan pula pertemuan beberapa tokoh sufi dan para Nabi yang telah mendapatkan pelajaran berharga dari Nabi Khidir as.
Insya Alloh akan ditulis secara bertahap agar mudah dalam membacanya.

Keturunan Raja.
Dari sebuah riwayat dari Asabath, Ibnu Akatsir, dikisahkan oleh As-Sayyidi.
Nabi Kihidir adalah putera seorang raja yang sangat tekun melakukan ibadah kepadaAllah SWT. Ia melarikan diri dari keluarganya di istana karena tidak mau dikawinkan oleh ayahnya dengan seorang gadis yang disukai oleh semua sanak kerabatnya. Ia menolak perjodohan itu hingga selama kurang lebih satu tahun lamanya ia tidak pernah menjumpai calon istrinya.




Setelah raja mengetahui bahwa Khidir meninggalkan istana dan pergi ke suatu tempat, maka diperintahkanlah seluruh punggawa kerajaan untuk mencarinya.
Seluruh pelosok negeri yang menjadi kekuasaannya telah didatangi, namun pencarian itu sia-sia saja.
Khidir tidak pernah ditemukan lagi.

Nama Lain Nabi Khidir as.
Nabi Khidir memiliki nama lain, yaitu Khadir, Al-Khadir atau Al-Khidir.
Sebenarnya nama ini hanyalah gelar yang biasa disebut orang dan diidentikkan dengan nama Allah SWT yang menyerupai malaikat. Bisa diungkapkan sebagian orang kalau dia berkenan walaupun tidak semudah siapa yang menginginkan pertemuan dengannya.



IbnuAskir dan sahabat-sahabatnya meriwayatkan bahwa hamba Allah SWT ini digelari "Khidir" karena perubahan warna di sekitarnya menjadi kehijauan bila dia shalat di suatu tempat. Sementara itu, sahabat Nabi yang bernama Ikrimah meriwayatkan bahwa dia digelari Khidir karena bila dia duduk di suatu tempat maka cahaya di sekitar itu berubah menjadi kehijauan.
Sedangkan riwayat Imam Bukhari bahwa jika Nabi Khidir duduk di atas tumpukan jerami yang telah kering maka jerami tersebut akan menjadi hijau kembali.


Siapa Nabi Khidir as.
Dari beberapa sumber ulama yang menjelaskan nama-namanya ada yang memanggilnya Khidir.

Inilah beberapa pendapat tentang Asal usul Nabi Khidir.
1. Riwayat Ibnu Abbas.
Khidir adalah nama seorang cucu Nabi Adam as yang taat beribadah kepada ALlah SWT dan ditangguhkan ajalnya.
2. Kitab Fthul Bari, Al Bidayah wan Nihayah serta Ruhul Ma'ani.
Ibnu Khidir berasal dari Romawi sedangkan bapaknya keturunan bangsa Persi.
3. An-Nawawi.
Dari Al-Alusi menyebutkan bahwa Khidir adalah putera seorang raja.

Wallahu A'lam.