Monday, February 13, 2012

Rasa Khawatir Nabi Musa Menuju Istana Fir'aun

Kisah Islamiah siang dengan kisah Nabi.
Ketika itu, bergegaslah Nabi Musa as dan Nabi Harun as, melangkahkan kakinya menjalankan tugas yang Allah SWT embankan kepada keduanya.


Tugas dari Allah SWT
Ras was-was dan kecemasan memang tak begitu gampang untuk keduanya dalam menjalankan tugas dari Allah SWT. Mengingat Raja Fir'aun merupakan raja yang jahat, penindas dan merupakan lambang kezaliman pada zaman itu. Raja Fir'aun memiliki kekuasaan tak terbatas di bumi Mesir.


Raja Fir'aun membawahi ribuan tentara yang setia dan siap siaga dalam segala keadaan untuk melaksanakan segala apa yang diperintahkan. Oleh karena itu, Nabi Musa as dan Nabi Harun as minta kepada Allah SWT agar diteguhkan pendirian dalam menunaikan tugas maha berat tersebut.


Rasa Khawatir Nabi Musa as
Rasa takut dan was-was dari keduanya jelas ada (sifat manusiawi), tapi yang namanya nabi, mereka selalu berlindung dan memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Rasa takut dan khawatir itu diabadikan dalam Surat At-Thaha ayat 45, dan langsung doa mereka dijawab Allah SWT seperti ayat 46.


قَالا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى
قَالَ لا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى

45. berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami khawatir bahwa ia segera menyiksa aami atau akan bertambah melampaui batas (sombong)".
46. Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya aku beserta kamu berdua, aku mendengar dan melihat".

Karena doa mereka berdua telah dikabulkan dan Allah SWT yang menjamin keselamatan mereka, akhirnya mereka menjadi sangat kuat batinnya dan segera melangkahkan kaki menuju istana Fir'aun dalam menjalankan perintah Yang Maha Perkasa.

Tak berapa lama kemudian, mereka akhirnya sampai juga di ambang pintu istana.
Bukanlah mudah untuk bisa bertemu sang raja, bermacam kendala telah mereka hadapi.

Untuk pertemuan Nabi Musa dan Raja Fir'aun ini akan bersambung ke postingan selanjutnya.

Tuesday, February 7, 2012

Berkah Makan Bersama

Kisah islamiah pagi dengan kisah cuplikan hadits mengenai makan bersama.
 Dalam menghadiri undangan itu hukumnya adalah wajib, namun bagi orang yang datang tanpa diundang, wajib meminta izin terlebih dahulu kepada tuan rumah sebelum mengikuti acara undangan.

Begitu juga pada zaman Rasululah SAW pernah terjadi dimana ada sahabat mengadukan masalahnya yang berkaitan dengan soal makan.


Kisahnya.
Pada suatu hari, Rasululah SAW bersama dengan empat ornag sahabatnya diundang makan-makan oleh sahabat yang lain. Tentu saja, makanan yang disiapkan oleh tuan rumah sesuai dengan jumlah orang yang diundang.

Akan tetapi,di tengah jalan, rombongan undangan itu bertemu dengan seseorang dan ia ikut dalam undangan itu. Setelah mendapat ijin dari tuan rumah, akhirnya mereka berenam pesta makan-makan, makan bersama.

Tuan rumah pun tak menolak kehadiran orang yang sebelumnya tak diundang itu, karena sabda Rasulullah SAW, bahwa makan bersama akan membawa keberkahan yang tak terduga.

Dalam sebuah hadits dari Jabir ra yang diriwayatkan oleh HR Muslim, Rasululah SAW bersabda,
"Makan untuk seorang bisa cukup untuk dua orang, makanan duua orang cukup untuk empat orang dan makanan untuk empat orang bisa cukup untuk delapan orang."

Itulah yang dinamakan berkah.
Oleh sebab itu, dalam sebuah pesta makan atau undangan makan-makan misalnya, tidak perlu menolak tamu dengan alasan khawatir jamuan yang telah disiapkan akan menjadi tidak mencukupi. Tentu saja hal itu sudah diperhitungkan dengan matang, disamping yakin berkah Allah SWT akan menyertai orang yang makan bersama.

Pernah terjadi, suatu hari para shabat mengadukan masalahnya yang berkaitan dengan soal makan ini.
Sahabat bertanya,
"Wahai Rasululah, kenapa pada saat kami makan tapi tidak pernah merasa kenyang?"
Rasul menjawab,
"Mungkin kalian makan sendiri-sendiri."
"Benar ya Rasulullah," kata sahabat.

Kemudian Rasululah SAW bersabda sebagaimana yang diriwayatkan Wasyi bin Khrab dalam hadits riwayat Abu Dawud.
Rasulullah SAW bersabda,
"Berkumpullah (berjamaah) pada makananmu, dan bacalah Bismillah. Niscaya akan diberkati makananmu."

Sunday, February 5, 2012

Pohon Kurma Surga sebagai Gantinya

Kisah islami Teladan kali tentang kisah sahabat.
Ada sahabat yang sangat kaya raya serta memiliki banyak pohon kurma. Sementara itu, tetangganya seorang miskin, tiap kali ada buah kurma yang jatuh, anak-anak si miskin tadi selalu mengambilnya.

Anehnya, si kaya raya meminta kembali buah kurma yang diambil meski sudah tertelan anak si miskin tadi.
Hingga akhirnya, si miskin mengadu kepada Rasululah SAW.
Kisah ini merupakan Asbabul Nuzul, Surat Al-Lail ayat 1 hingga akhir.


Berikut Kisahnya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan yang lainnya dari al-Hakam bin Abban dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Dalam suatu riwayat, dikemukakan bahwa seorang pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya seorang fakir yang banyak anaknya. Tiap kali pemilik kurma itu memetik buahnya ia memetiknya dari rumah tetangganya, dan apabila ada kurma jatuh dan dipungut oleh anak-anak itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak itu, bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itupun dipaksa dikeluarkannya.

Pengaduan Si Fakir kepada Nabi Muhammad SAW
Orang fakir itu mengadukan hal itu kepada Nabi Muhammad SAW dan beliau berjanji akan menyelesaikannya.
Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan pemilik kurma itu dan bersabda,
"Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga."




Pemilik pohon kurma itu berkata,"Hanya sekian tawaran tuan?"
Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya," kata pemilik pohon kurma itu yang kemudian bernjak pergi.

Pembicaraan dengan Nabi SAW itu terdengar oleh seorang Dermawan yang langsung menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata,
"Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?"
Rasulullah menjawab, "Ya."

Pohon Kurma 1 Diganti dengan 40 Pohon Kurma Baru
Maka pergilah orang itu menemui pemilik pohon kurma itu.
Pemilik pohon kurma itu berkata, "Apakah engkau tahu bahwa Muhammad SAW menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu."

Maka berkata orang dermawan itu, "Apakah kau mau menjualnya."
Ia menjawab, "Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup."
Dermawan itu berkata lagi, "Berapa yang engkau inginkan?"
Ia berkata, "Aku inginkan empat puluh pohon kurma."

Ia pun terdiam kemudian berkata lagi, "Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan empat puluh pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mau menukarnya."
Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu.

Dermawan itu pun menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata,
"Ya Rasulullah, pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan."
Maka berangkatlah Rasulullah SAW kepada pemilik yang fakir itu dan bersabda, "Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu."

Kisah inilah yang melatarbelakangi turunnya Surat Al-Lail.
Maka turunlah ayat ini yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.

Adapaun Surat Al-Lail adalah:

Allah SWT berfirman,

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ١
وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى ٢
وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالأنْثَى ٣
إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى ٤
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى ٥
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ٦
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى ٧
وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى ٨
وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى ٩
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى ١٠
وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى ١١
إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَى ١٢
وَإِنَّ لَنَا لَلآخِرَةَ وَالأولَى ١٣
فَأَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى ١٤
لا يَصْلاهَا إِلا الأشْقَى ١٥
الَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّى ١٦
وَسَيُجَنَّبُهَا الأتْقَى ١٧
الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى ١٨
وَمَا لأحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَى ١٩
إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الأعْلَى ٢٠
وَلَسَوْفَ يَرْضَى ٢١
Artinya:
1. demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
2. dan siang apabila terang benderang,
3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan,
4. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),
7. Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
8. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,
9. serta mendustakan pahala terbaik,
10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
11. dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
12. Sesungguhnya kewajiban kamilah memberi petunjuk,
13. dan Sesungguhnya kepunyaan kamilah akhirat dan dunia.
14. Maka, Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.
15. tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka,
16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).
17. dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,
18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
19. Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,
20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi.
21. dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.

Doa Sunan Kudus Usir Wabah Penyakit | Kisah Walisanga

Kisah teladan islami dengan kisah walisanga.
Kali ini dengan kisah Sunan Kudus yang mengembara hingga ke Negeri Arab, kota Makkah. Di sana kedatangan Sunan Kudus disambut dengan sinis oleh penguasa negeri, namun hingga akhirnya beliau mampu mengusir wabah penyakit yang melanda negeri itu.


Kisahnya.
Di dalam riwayat, dikisahkan bahwa Raden Jakfar Shodiq atau Sunan Kudus itu suka sekali dengan pengembaraan dalam hal berdakwah, baik ke tanah Hindustan maupun ke tanah suci Makkah.

Sewaktu berada di Makkah, beliau menunaikan ibadah haji, dan kebetulan sekali di sana ada wabah penyakit yang sulit untuk di atasi. Penguasa negeri mengadakan sayembara bagi siapa saja yang berhasil melenyapkan wabah penyakit itu akandiberi hadiah harta benda yang cukup besar jumlahnya.

Sudah banyak yang mencoba, namun tak membuahkan hasil sama sekali.
Pada suatu hari, Sunan Kudus menghadap penguasa negeri itu, namun kedatangannya disambut dengan sinis sekali.

Disambut Sinis
"Dengan apa Tuan akan melenyapkan wabah penyakit di negeri ini?" tanya sang Amir.
"Dengan doa," jawab Sunan Kudus.
"Kalau hanya dengan doa, kami sudah puluhan kali melakukannya. DI Tanah Arab ini banyak sekali para ulama dan Syeik ternama, tapi mereka tak pernah berhasil mengusir wabah ini," jelas sang Amir.




"Saya mengerti, memamng Tanah Arab ini gudangnya para ulama. Tapi jangan lupa ada saja kekurangannya sehingga doa mereka tidak terkabulkan," ujar Sunan Kudus.
"Hmmm..sungguh berani Tuan berkata demikian," kata sang Amir dengan nada berang.
"Apa kekurangan mereka," tanya sang Amir.

"Anda sendiri yang menyebabkannya," kata Sunan Kudus dengan tenangnya.
"Anda telah menjanjikan hadiah yang menggelapkan mata hati mereka sehingga doa mereka tidak ikhlas. Mereka berdoa hanya karena mengharap hadiah bisa jadi," jelas Sunan Kudus lebih lanjut.

Sang Amir pun terbungkam seribu bahasa dengan jawaban yang diberikan oleh Sunan Kudus.

Dengan Doa Wabah Penyakit Hilang
Akhirnya Sunan Kudus dipersilahkan melaksanakan niatnya.
Kesempatan itu tidak disia-siakan. Secara khusus Sunan Kudus berdoa dan membaca beberapa amalan. Dalam tempo singkat, wabah penyakit yang menyerang negeri Arab telah menyingkir. Bahkan beberapa orang yang menderita sakit keras secara mendadak langsung sembuh.

Bukan main senangnya hati sang Amir.
Rasa kagum mulai menjalar di hatinya. Hadiah yang dijanjikannya bermaksud diberikan kepada Sunan Kudus, namun Sunan Kudus menolaknya dengan halus sekali.

Sunan Kudus hanya meminta sebuah batu yang berasal dari Baitul Maqdis. Sang Amir pun mengijinkannya. Batu itu pun dibawa ke Tanah Jawa, dipasang di pengimaman Masjid Kudus yang didirikannya sekembali dari Tanah Suci.

Rakyat Kota Kudus pada waktu itu masih banyak yang bergama Hindu dan Budha.
Para wali mengadakan sidang untuk menentukan siapakah yang pantas berdakwah di Kota Kudus. Pada akhirnya, Sunan Kudus lah yang terpilih untuk bertugas dakwah di daerah itu.

Itulah kenapa sebabnya Raden Jakfar Sodiq disebut sebagai Sunan Kudus. Karena beliau berdakwah di kota Kudus tersebut.

Friday, February 3, 2012

Dialog Nabi Yusuf dan Malaikat Jibril

Kisah islami teladan sore dengan kisah Nabi.
Nabi Yusuf as pernah dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya.
Pada hari keempat, datanglah Malaikat Jibril menemui Nabi Yusuf as yang kala itu masih anak-anak.


Kisahnya.
Dari Kitab Fadhail Al-Khamsah dituturkan bahwa Nabi Yusuf as bisa berhasil selamat dari lubang sumur setelah Malaikat mengajarinya dengan bacaan yang mengagungkan.



Jibril: Wahai anak, siapakah yang melemparkanmu ke dalam sumur ini?
Yusuf: Saudara-saudara seayahku.
Jibri: Mengapa?
Yusuf: Mereka dengki kepadaku karena kedudukanku di depan ayahku.
Jibril: Maukah engkau keluar dari sini?
Yusuf: Tentu mau.
Jibril: Ucapkanlah:

Wahai Pencipta segala yang tercipta
Wahai Penyembuh segala yang terluka
Wahay Yang Menyertai segala kumpulan
Wahai Yang Menyaksikan segala bisikan
Wahai Yang Dekat dan tidak berjauhan
Wahai Penakluk yang tak tertaklukkan
Wahai Yang Mengetahui segala yang ghaib
Wahai Yang Hidup dan Tak Pernah Mati
Wahai Yang Menghidupkan yang mati
Tiada Tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Engkau
Aku bermohon kepada-Mu Yang Empunya Pujian

Wahai Pencipta langit dan bumi
Wahai Pemilik Kerajaan
Wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan




Aku bermohon agar Engkau sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Berilah jalan keluar dan penyelesaian dalam segala urusan dan dari segala kesempitan
Berilah rezeki dari tempat yang aku duga dan dari tempat yang tidak aku duga.

Kemudian Nabi Yusuf as mengucapkan doa tersebut, hingga ALlah SWT dapat keluar dari dalam sumur melalui perantaraan seorang musafir yang kebetulan lewat daerah itu dan mencari air.

Nabi Yusuf as akhirnya dapat selamat dari perdaya saudara-saudaranya. Kerjaan Mesir pun didatangkan dari tempat yang tidak ia duganya.

Thursday, February 2, 2012

Dialog Iblis dan Nabi Musa

Kisah Islamiah sore dengan kisah iblis dan Nabi Musa as.
Ada-ada saja cara iblis ini untuk menggoda kekasih Allah SWT yang satu ini, Nabi Musa as. Meski begitu, usaha iblis selalu kandas, karena Nabi Musa as selalu dilindungi oleh Sang Pencipta.


Kisahnya.
Pada suatu ketika, Nabi Musa as sedang duduk dalam suatu majelis, hingga datanglah seseorang yang mengaku bernama iblis dengan memakai mantel berwarna-warni.
Setelah ia dekat dengan Nabi Musa as, maka mantelnya dilepas lalu diletakkan.

Setelah itu terjadilah dialog sebagai berikut ini.

Dialog dalam Majelis.
Iblis: Assalamu'alaikum wahai Musa.
Nabi Musa as: 'Alaihissalam, siapakah Anda ini?
Iblis: Saya adalah Iblis.
Nabi Musa as: Semoga Allah SWT tidak memberi penghargaan padamu. Apa maksudmu datang kemari?
Iblis: Aku datang kepadamu untuk masuk islam karena kedudukanku di sisi Allah SWT.
Nabi Musa as: Apa yang engkau ketahui tentang dirimu?
Iblis: Aku selalu menggoda hati para hamba Allah SWT.




Nabi Musa as: Apakah sesuatu yang dilakukan manusia, kemudian kamu menguasainya?
Iblis: Jika ia menyombongkan diri, jika ia merasa banyak amalnya, dan jika ia lupa pada dosa-dosanya.


Dialog Riwayat Abu Bakar Al-Quraisy.
Abu Bakar Al-Quraisy berkata dari Ibnu Umar.

Iblis: Wahai Musa, engkau sbagai Rasul yang dipilih oleh Allah SWT dan Allah SWT sendiri yang berbicara denganmu. Sedangkan aku hanyalah makhluk Allah SWT. Aku berdosa kepada ALlah SWT.
Nabi Musa as: Sesungguhnya engkau disuruh Allah SWT supaya engkau bersujud kepada Adam as di kuburnya, maka taubatmu akan diterima.



Lagi-lagi iblis berlaku sombong dan takabur.
Iblis: Ketika Adam masih hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, apalagi aku disuruh sujud ketika dia sudah meninggal dunia.
Nabi Musa as: Janganlah berlaku sombong dan takabur.
Iblis: Wahai Musa, engkau mempunyai hak untuk memohon pertolongan kepada Tuhanmu. Maka ingatlah kepadaku dalam 3 hal.

Tiga hal pesan Iblis kepada Nabi Musa as.
1. Ingatlah kepadaku ketika engkau marah, karena petunjukku ada di dalam hatimu, dan mataku ada di dalam matamu, serta aku berjalan di tubuhmu melalui jalannya darah.
2. Ingatlah kepadaku ketika engkau dalam pertempuran, dalam peperangan. Karena aku datang pada anak Adam untuk mengganggu ketika bertempur. Maka ingatkanlah tentang keluarganya dan hartanya.
(Dengan begitu tidak akan mundur perang).
3. Jangan sekali-kali di tempat sepi bersama seorang perempuan.
(Maksudnya dia iblis akan mengganggu supaya keduany sama-sama terjerumus).