Tuesday, March 26, 2013

Raja Zalim Tobat Karena Melihat Bulan Terbelah

Assalamu'alaikum wr. wb...

Kisah Teladan Islami dini hari hadir kembali dengan kisah-kisah yang seru, seperti kali ini dengan Kisah Raja yang zalim bertobat seketika saat menyaksikan langsung mukjizat Rasulullah SAW yaitu BULAN TERBELAH.
Siapakah raja zalim tersebut, dialah Raja Habib bin Malik.

Pada saat mengetahui mukjizar Nabi Muhammad SAW berupa bulan yang terbelah dengan mata kepala sendiri, ia pun bertobat dan beriman kepada Allah SWT dan mengakui Kerasulan Nabi Muhammad SAW.


Kisahnya

Pada saat dakwah Rasulullah SAW mulai menyebar dan meluas, Abu Jahal dan Abu Lahab menjadi ketar-ketir dibuatnya.
Keduanya lantas meminta bantuan kepada Raja Habib bin Malik di Syam dan berharap sang raja bisa menuntaskan masalah mereka.
Raja Habib adalah seorang raja yang zalim, bengis dan tak segan-segan memberikan hukuman.




Abu Jahal mengadu bahwa Nabi Muhammad SAW telah mengaku menjadi pesuruh Allah SWT dan membawa satu agama baru dan kononnya telah menghina Tuhan-Tuhan yang disembah oleh mereka.

Raja Habib pun segera memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW untuk datang menghadapnya.
Nabi SAW pun bersedia memenuhi panggilan Raja Habib tersebut. Beliau datang dengan memakai jubah yang berwarna merah dan memakai sorban yang berwarna hitam.

Ketika memandang Rasulullah SAW, hati Raja Habib yang terkenal kejam itu tiba-tiba menjadi lembut. Lantas Raja Habib mempersilahkan Nabi SAW untuk duduk di sebelahnya.
"Wahai Muhammad, benarkah seperti yang aku dengar bahwa kamu telah mengaku menjadi pesuruh Tuhan?" tanya Raja Habib.
"Memang benar," jawab Rasulullah SAW.

"Sekiranya kamu adalah seorang nabi, sudah tentu kamu juga memiliki mukjizat sperti nabi-nabi yang lain sebelum kamu," kata Raja Habib.
"Apa yang Tuan mau?" tanya Nabi SAW.
"Saya ingin melihat kejadian yang belum pernah terjai sebelumnya, yaitu melihat matahari terbenam sebelum waktunya, kemudian bulan terbit lalu turun ke bumi. Setelah itu bulan terbelah menjadi dua, lalu masuk ke dalam pakaianmu. Selanjutnya bulan itu akan keluar dari lengan bajumu yang kanan dan kiri. Kemudian bulan itu kembali utuh di atas kepalamu dan bulan itu membenarkan kenabianmu, ujar Raja Habib.

Permintaan Raja yang Mustahil

Rasulullah SAW menjawab dengan tegas.
"Sekiranya aku bisa melakukannya, apakah Tuan akan beriman kepada Allah SWT?" tanya Nabi SAW.
"Iya, barulah saya akan percaya bahwa kamu adalah pesuruh Tuhan," jawab Raja Habib.

Nabi Muhammad SAW pun kemudian mendaki bukit yang bernama KUBAI lalu berdoa kepada Allah SWT.
Tak lama berselang, Malaikat Jibril turun dan membawa Firman Allah SWT.
Allah SWT berfirman,
"Wahai kekasih-Ku, janganlah engkau takut dan janganlah engkau bersedih ahti karena Aku bersamamu dimanapun engkau berada. Aku sudah mengetahui sejak awal apa yang diminta Habib. Pergilah kepada mereka, tunujkkanlah ayat-ayatKu. Bentangkan secara terang dan tegas risalahmu."

Allah SWT berfirman lagi,
"Ketahuilah, Aku sudah menempatkan matahari, bulan, malam dan siang di bawah perintahmu. Dan ketahuilah bahwa anak perempuan Habib akan Aku sembuhkan dari penyakit lumpuh dan kedua matanya yang buta akan pulih seperti semula."

Mukjizat Nabi Muhammad SAW

Setelah Malaikat Jibril membacakan ayat Allah SWT, tiba-tiba saja terjadilah peristiwa yang sangat mengagumkan.
Matahari dengan perlahan bergerak ke ufuk barat lalu terbenam. Cahaya siang berganti dengan malam. Stelah itu bulan pun terbit lalu terbelah menjadi dua. Bulan yang terbelah itu pun turun menghampiri Nabi SAW dan masuk ke dalam jubah Beliau.

Kemudian bulan yangbterbelah itu pun keluar dari lengan baju kanan dan kiri dan bersatu tepat di atas kepala Rasulullah SAW sambil mengucapkan syahadat. Setelah itu, bulanpun bergerak kembali ke tempat asalnya lalu terbenam di ufuk barat. Stelah bulan terbenam, matahari pun perlahan muncul seperti semula dan suasana kembali seperti saat pertemuan awal Raja Habib dan Nabi SA.

Orang-orang pun kagum dengan kejadian itu.
Raja Habib yang menyaksikan secara langsung kejadian itu langsung bertobat, ternyata yang namanya jelek di mata Abu Jahal adalah benar-benar memiliki mukjizat yang lebih dahsyat ketimbang mukjizatnya nabi-nabi yang terdahulu. Ia pun langsung sujud sebagai tanda iman kepada Allah SWT, Pencipta Alam Semesta dan Rasul-Nya.

Malah sebagai tanda ucapan terimah kasih kepada Nabi Muhammad SAW, Raja Habib mengirimkan hadiah berupa emas, intan, dan permata yang banyak. Bahkan emas tersebut harus diangkut oleh 5 ekor onta.

Itulah sahabat, salah satu MUKJIZAT Rasulullah SAW yang paling dahsyat, bisa disaksikan oleh semua orang yang ada di bumi bahkan oleh makhluk hidup lainnya. Andai saja pada waktu itu ada ponsel atau kamera handycam, bisa diabadikan sehingga makin banyak pengikut Islam di muka bumi ini. Namun apa daya saat itu belum ada teknologi seperti itu, namun ayat-ayat Allah SWT telah membenarkannya. Dan isi Al-Qur'an ini tiada satu pun orang yang mampu merubah apalgi menyainginya.

Alhamdulillah sahabat, akhirnya selesai juga admin menulis kisah Raja Zalim Bertobat karena Melihat Bulan Terbelah walau memakan waktu 3 hari dikerjakan secara bertahap.
Kisah ini hanya ada di blog Kisah Teladan Islami.

Wassalamu'alaikum wr. wb...

Thursday, March 21, 2013

Kisah Batu Bisa Bicara dan Masuk Surga

Assalamu'alaikum...

Kok bisa ya batu bisa berbicara, bagaimana mungkin. Mungkin benak kita akan bertanya-tanya kenapa bisa bicara, siapa yang diajak bicara dan sebagainya. Ketahuilah, bahwa semuanya akan menjadi mungkin kalau Allah SWT menghendaki, Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Kisahnya

Pada suatu hari Rasulullah SAW mengunjungi putri kesayangannya yang bernama Fatimah untuk suatu keperluan. Namun apa yang bterjadi, sesampainya di rumah Fatimah ra Rasulullah SAW terkejut karena mendapati putrinya tersebut menangis di samping penggilingan gandum yang terbuat dari batu.

"Wahai Fatimah, apa yang menyebabkan engkau meangis? Semoga bukan ayahmu yang membuat engkau menangis," ujar Rasulullah SAW.
"Ya Rasulullah, penggilingan ini dan urusa-urusan rumah tanggalah yang menyebabkan aku menangis," jawab Fatimah yang berurai air mata.

Siti Fatimah ra mengaku bahwa tangisnya pecah karena beratnya pekerjaan rumah tangga yang dijalaninya dan merasa sangat capek menggiling gandum untuk dijadikan tepung. Hampir seharian Fatimah menggiling sehingga jari-jarinya terasa sakit.

Setelah Fatimah mengadukan permasalahannya, segera saja Rasulullah SAW mendatangi gilingan gandum yang terbuat dari batu. Sambil mengucap Basmalah, Rasulullah SAW kemudian memasukkan jarinya ke tumpukan biji gandum yang masih tersisa di dalam penggilingan.
Dengan izin Allah SWT, gilingan manual tersebut tiba-tiba saja bergerak sendiri menghaluskan gandum menjadi tepung.

Setelah semua pekerjaan selesai, tiba-tiba saja Rasulullah SAW diberi mukjizat lagi oleh Allah SWT.
Terdengar sayup-sayup, batu penggilingan itu yang merasa lelah dan mengeluh. Penggilingan merasa takut dengan Firman Allah SWT dalam Surat At-Tahriim ayat 6.

Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahriim [66]: 6).

Pondasi Istana Fatimah di Surga

Begitu mendengar keluhan batu penggilingan itu, Rasulullah SAW tersenyum.
"Wahai Rasulullah, kenapa engkau tersenyum?" tanya Fatimah ra.
"Aku tersenyum karena batu ini telah mengatakan kepadaku tentang sesuatu hal," jawab Rasulullah SAW.
"Apa yang diucapkan batu itu ya Rasulllah?" tanya Fatimah ra.
"Batu penggilingan itu takut dan tidak mau dijadikan bahan bakar api neraka," jawab Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW membalas ucapan batu penggilingan itu.
"Hai batu, bergembiralah dan bersenanglah karena engkau akan menjadi batu yang akan dipakai untuk membangun istana Fatimah nanti di surga."

Begitu bahagianya batu penggilingan gandum itu, dimana pada saat teman-temannya dijadikan Allah SWT sebagai bahan bakar api neraka, hanya dia yang mendapatkan kemulian itu.
Rasulullah SAW kemudian mendekati anaknya yang mulai berhenti menangis.

Subhanallah...
Ternyata ada batu yang bisa bicara lagi surga.

Sunday, March 17, 2013

Asal Mula Pahala Ibadah 1000 Bulan Lailatul Qadar

Syam'un Al-Ghazi adalah seorang yang ahli ibadah, dimana selama 1000 bulan tak pernah lepas dari shalat malam dan siangnya selalu berpuasa. Namun pada suatu saat, ia justru dikhianati istrinya sendiri dan pada akhirnya istrinya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Kisah Asal Mula Pahala Ibadah 1000 Bulan Lailatul Qadar

Syam'un ini seorang muslim yang sangat disegani oleh kaum kafir Quraisy. Sudah tak terhitung lagi orang kafir yang mati di tangannya. Selain itu, Syam'un juga ahli ibadah dan tercatat ia sanggup beribadah selama 1000 bulan dengan shalat malan dan siangnya berpuasa.

Akan tetapi, apa yang terjadi...
Ternyata dibalik keistimewaannya itu justru Syam'un mempunyai istri yang kurang baikk. Akibatnya si istri tersebut diperdaya oleh kaum kafir Quraisy untuk membunuh suaminya sendiri. Pada awalnya sih si istri menolak dengan mentah-mentah ajakan kafir quraisy, namun karena ada iming-iming harta benda yang banyak, si istri akhirnya mau melakukan kejahatan itu.

Kafir Quraisy berkata,
"Kami akan memberimu seutas tali kuat, ikatlah tangan dan kakinya ketika dia tidur, nanti setelah itu kamilah yang bertindak untuk membunuhnya."

Pada hari pertama

Pada hari pertama, istri Syam'un gagal karena ketiduran yang disebabkan karena suaminya terlalu lama mengerjakan shalat malam. Lama waktunya itu sehingga membuat istri Syam'un tak kuasa menahan kantuk yang amat sangat. Memang Syam'un tidurnya hanya sedikit saja dalam semalam. Dimana malam-malamnya hanya dipergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Keesokan harinya, istri Syam'un lapor kepada kaum kafir quraisy bahwa dia belm berhasil mengikat tangan dan kaki suaminya. Mereka tidak mempermasalahkan hal ini.

Pada hari kedua

Istri Syam'un berhasil mengikat suaminya ketika tidur dengan seutas tali yang kuat. Tatkala Syam'un bangun dan ingin beribadah kepada Allah SWT, ia terkejut karena kedua kakinya terikat.
"Wahai istriku, siapakah yang mengikatu dengan tali ini?" tanya Syam'un kepada istrinya.
"Aku yang mengikat, hanya sekedar mengujimu sampai sejauh mana kekuatanmu," ujar istrinya.



Kemudian Syam'un segera memotong tali tersebut lalu bergegas menuju tempat peribadatannya. Maka gagallah rencana pembunuhan pada hari kedua itu.
Namun, sestelah itu, musuh-musuh kafir datang lagi dengan membawa rantai dan istri Syam'um siap mengikat suaminya lagi pada keesokan malamnya.


Pada hari ketiga

Istri Syam'un di hari ketiga itu berhasil lagi mengikat suaminya dengan rantai yang diberikan oleh orang-orang kafir quraisy.
"Wahai istriku, siapakah yang mengikatku kali ini?" tanya Syam'un dengan nada agak marah ketika bangun dari tidur.
"Aku yang mengikatnya, sekedar untuk mengujimu," jawab istrinya.

Rahasia Kekuatan Syam'un

Lalu Syam'un segera menarik tangannya dan memotong rantai itu. Kemudian istrinya pun segera membujuk suaminya agar mau menceritakan rahasia kekuatan tubuh yang dimiliki suaminya. Akhirnya Syam'un bercerita juga, jika sebenarnya ia adalah seorang wali dari sekian banyak WALIYULLAH yang hidup di dunia ini.

"Wahai istriku, ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang mempu mengalahkanku dalam perkara dunia kecuali rambutku ini," jelas Syam'un.
Syam'un memang memiliki rambut yang panjang dan konon panjangnya digambarkan bahwa ujung rambutnya akan menyentuh tanah saat Syam'un berdiri.

Karena sudah mengetahui kelemahan suaminya, akhirnya mulailah istrinya mengikat tangan Syam'un dengan 4 helai rambutnya dan mengikat pula kakinya dengan 4 helai rambut milik Syam'un, sementara ia tetap dalam tidurnya.
Setelah bangun, Syam'un bertanya,
"Wahai istriku, siapakah yang mengikatku ini?"
"Aku, untuk mengujinmu," jawab istrinya yang mulai keyakutan.

Setelah itu Syam'un berusaha dengan seganat tenaga untuk melepaskan ikatan itu, namun dai tidak berdaya untuk memotongnya.
Si istri langsung saja memberitahukan kepada kaum kafir quraisy tentang hal ini. Mereka datang dan membawa Syam'un ke tempat pembantaian. Ia diikat pada tiang, dan mulailah mereka menganiaya Syam'un.
Astaghfirullah...

Astaghfirullah sungguh biadab orang kafir quraisy.
Kedua telinga beliau ra dipotong-potong, selanjutnya juga mata dicukil, bibir, tangan dan kakinya.
Waliyullah yang satu ini tidak nampak kekesalan, bahwa wajahnya berseir-seri meski anggota tubuhnya dipotong-potong oleh orang-orang kafir quraisy.

Pertolongan Allah SWT Datang

Akhirnya pertolongan Allah SWT pun datang juga. Allah SWT memberi kekuatan kepada Syam'un yang kekuatannya tidak bisa dibayangkan dan melebihi kekuatan dari rambutnya sendiri. Syam'un hanya beringsut sedikit saja, putuslah tali rambut itu bahkan tiangnya juga ikut roboh dan hancur kecil-kecil.
Bukan itu saja, rumah yang dijadikan tempat pembantaian itu jug aturut hancur dan atapnya menimpa orang-orang kafir quraisy dan semuanya mati. Begitu juga dengan istrinya, juga ikut tertimpa reruntuhan atap rumah.




Begitulah sahabat, sekuat apapun seseorang, hanya Allah SWT sajalah yang tetap Terkuat sejagat raya.
Itulah Sahabat, kisah yang dikisahkan sendiri oleh Rasulullah SAW lewat sahabatnya kepada sahabat-sahabatnya.

"Ya Rasulullah...tahukah pahala yang telah dicapai oleh Syam'un?" tanya sahabat kepada Nabi Muhammad SAW.
"Tidak," jawab Rasulullah SAW.

Lalu Allah SWT menyuruh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dan menurunkan Surat Al Qadr.
"Hai Muhammad, Allah memberi Lailatul Qadar kepadamu dan umatmu, ibadah pada malam itu lebih utama daripada ibadah 1000 bulan," ujar Malaikat Jibril.

Surat Al-Qadr ayat 1-5:
Allah SWT berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ٢
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ٣
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ٤
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ٥

Artinya:
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[a].
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

Penjelasan ayat:
[a] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.

Mendengar berita itu, Rasulullah SAW menyuruh sahabat-sahabatnya untuk berburu malam Lailatul Qadar agar mendapatkan pahala seperti yang Allah AWT berikan kepada Waliyullah Syam'un Al-Ghazi.
Subhanallah...

Thursday, March 14, 2013

14 Tahun Baitul Maqdis Dijadikan Kiblat Umat Islam

Pada awal Islam, Rasulullah SAW bersama ummat Islam mendirikan sholat menghadap ke Baitul Maqdis. Hal ini dilakukan selama kurang lebih sekitar 14 tahun lamanya.
Namun pada akhirnya, Allah SWT menyuruh Umat Islam agar kiblatnya ke Ka'bah. Penasaran,

Simak kisahnya di Kisah Teladan Islami edisi 14 Maret 2013 ini.

Kisahnya

Semasa Nabi Muhammad masih berada di kota Makkah, bila mendirikan shalat, beliau berdiri di sisi selatan Ka'bah, sehingga dapat menghadap ke Baitul Maqdis dan sekaligus juga menghadap ke Ka'bah. Beliau sangat menghargai Baitul Maqdis yang terkenal dengan tanah kelahiran para nabi Allah SWT.

Namun setelah beliau hijrah ke kota Madinah, beliau tidak dapat melakukan hal tersebut, mengingat kota Madinah berada di arah utara Kota Makkah, dan Baitul Maqdis berada di arah utara kota Madinah.
Letak geografis kota Madinah ini menjadikan beliau harus membelakangi Ka'bah bila sedang mendirikan shalat. Dan Beliau tidak ingin membelakangi Ka'bah.

Perubahan ini, menjadikan beliau bersedih, karena sejatinya beliau lebih suka bila kiblatnya menghadap ke Ka'bah yang merupakan kiblatnya Nabi Ibrahim as, Si Peletak dasar bangunan Ka'bah yang dikerjakan bersama puteranya, Ismail as.

Rasa sedih ini menjadikan beliau selama kurang lebih 16 bulan sering menengadahkan wajahnya ke langit dengan harapan Allah memindahkan arah kiblat shalatnya ke Ka'bah. Kira-kira satu setengah tahun lamanya Nabi berdoa kepada Allah SWT agar diberi petunjuk.

Perubahan Arah Kiblat dari Baitul Maqdis Ke Makkah

Subhanallah... setelah sekian lama, akhirnya Allah mengabulkan juga harapan beliau sehingga kiblat shalat dipindahkan ke Ka'bah, sebagaimana dikisahkan dalam ayat 144 surat Al Baqarah.

Allah SWT berfirman,

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Artinya:
sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96], Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
(QS. Al-Baqarah: 144).




Perubahan arah kiblat ini menjadikan kaum yahudi dan juga lainnya bertanya-tanya keheranan, apa gerangan yang menjadikan Nabi Muhammad berpindah arah kiblat?

Allah SWT menjawab Keheranan orang-orang Yahudi melalui firmanNya:

قُل لِّلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Artinya:
"Katakan wahai Muhammad, hanya milik Allah-lah arah timur dan barat. allah menunjuki siapa saja yang Ia kehendaki menuju jalan yang lurus."
(QS. Al-baqarah: 142)

Pada ayat ini, dengan jelas Allah menegaskan bahwa urusan shalat menghadap ke timur, barat atau lainnya sepenuhnya adalah wewenang Allah, karena Dialah Pencipta alam semesta ini dengan segala arah yang ada.

Dengan demikian, menghadap kemana saja asalkan itu sesuai dengan petunjuk Allah maka itu tidak menjadi soal alias benar.

Namun apalah artinya menghadap ke suatu arah, bila perbuatan tersebut (menghadap ke arah tersebut) tidak dilandasi petunjuk dari Allah.

Shalat Boleh Menghadap Ke Arah Mana Saja

Pada ayat lain, dengan lebih tegas Allah menjelaskan bahwa sekedar menghadap ke arah mana saja, timur, barat, utara, atau selatan tidaklah ada nilainya.

Menghadap ke suatu arah hanyalah bernilai ibadah bila anda menghadap ke arah tersebut di landasi oleh nilai-nilai keimanan kepada Allah. Anda menghadap ke arah tersebut karena anda mematuhi perintah Allah semata.

Sebagaimana menghadap ke suatu arah hanya akan bernilai ibadah bila anda lakukan demi mengharap kebahagiaan hidup di akhirat. Demikian Allah tegaskan pada ayat 177 surat al baqarah.

Allah SWT berfirman,

لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Artinya:
"Kebajikan itu bukanlah sekedar menghadapkan wajah ke arah timur dan barat. Namun kebajikan yang sejati adalah kebajikan yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang yang dalam perjalanan/ safar, peminta-minta, dan memerdekakan budak. Sebagaimana mereka juga mendirikan shalat , membayar zakat, dan selalu memenuhi janji bila berjanji. Mereka juga bersabar ketika ditimpa kesusahan, derita, dan ketika berperang. Mereka itulah orang-orang yang benar dan merekalah orang-orang yang nyata-nyata bertaqwa."
(QS. Al-Baqarah: 177).

Terima Kasih telah membaca artikel Islam:
14 Tahun Baitul Maqdis Dijadikan Kiblat Umat Islam

Wednesday, March 13, 2013

Keadaan Roh Setelah Terpisah dari Badan

Kisah yan satu ini bersumber dari hadits-hadits yang ada di bawah ini.
Ketahuiah bahwa kita tidak mengetahui kapan saatnya nanti nyawa harus berpisah dengan badan. Oleh sebab itu, alangkah baiknya segera memperbanyak amal ibadah di dunia sebagai bekal di akhirat nanti.

Mutlak rasanya sebagai orang yang beriman (rukun iman ada 6) untuk mempercayai pada yang gaib, termasuk ruh manusia nanti setela lepas dari raganya. Mutlak juga percaya akan ketetapan Allah SWT pasti akan terjadi menurut Kehendak-Nya.

Hadits yang berasal dari Al-Barra bin Azib ra telah meriwayatkan


"Kami keluar bersama Rasulullah SAW untuk mengurusi jenazah seorang laki-laki dari kalangan sahabat Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan yang belum digali. Lalu Rasulullah SAW duduk dan kami pun duduk di sekeliling beliau seakan-akan kepala kami dihinggapi burung."

Beliau Rasulullah SAW bersabda,
"Mohonlah kalian perlindungan kepada Allah SWT dari siksa kubur." (sebanyak dua kali atau tiga kali).

Kemudian beliau bersabda lagi,
"Sesungguhnya seorang hamba yang beriman jika terpisah dari dunia dan menuju ke akhirat, niscaya dia didatangi malaikat dari langit yang wajahnya putih bagaikan mentari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga, lalu duduk di dekatnya. Selanjutnya datanglah malaikat maut dan duduk di samping kepalanya.

Malaikat maut itu berkata,
"Wahai jiwa yang baik. Keluarlah menuju ampunan Allah SWT dan ridha-Nya."
Kemudian nyawanya pun keluar dan mengalir sebagaimana mengalirnya tetesan air dari wadahnya. Ketika malaikat mengambil nyawanya, maka dia tidak membiarkan nyawa tersebut berada di tangannya sekejap mata pun, melainkan mereka meletakkannya di dalam kafan dan wewangian tersebut. Dan dari nyawanya tersebut muncul keharuman bagaikan minyak kasturi terharum yang ada di muka bumi."


Rasulullah SAW melanjutkan Kisahnya

Nabi SAW melanjutkan kisahnya,
"Kemudian mereka membawa nyawa tersebut naik. Mereka tidak melewati sekelompok malaikat melainkan mereka berkata, ‘Ruh siapakah yang wangi ini?’ Mereka menjawab, "Ruh fulan bin fulan," dengan menyebut nama terbaik sebagaimana dia bisa dipanggil di dunia.

Sehingga para malaikat yang membawa nyawa tersebut sampai di langit dunia, lalu mereka meminta agar dibukakan pintu nyawa tersebut. Kemudian dibukakan pintu untuknya. Selanjutnya malaikat muqarrabun dari masing-masing langit mengantarkannya sampai ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit ketujuh. Lantas Allah SWT berfirman,
"Tulislah buku catatan amal hambaku ini di Illiyyin dan kembalikan dia ke bumi, ke tanah sebagaimana dahulu Aku menciptakan mereka dari tanah, dan dari sanalah Aku akan mengeluarkan mereka pada waktu yang lain."

ROH ORANG BERIMAN

Beliau Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya,

"Selanjutnya ruhnya dikembalikan pada jasadnya, lalu dia didatangi dua malaikat, lalu keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya,
"Siapa Rabbmu?" Dia menjawab, "Rabbku adalah Allah SWT."
Keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Agamaku Islam."
Keduanya melanjutkan, "Siapakah lelaki yang diutus untuk kalian ini?" Dia menjawab, "Dia adalah Rasulullah SAW."

Keduanya bertanya lagi,
"Apa yang menyebabkanmu mengetahuinya?" Dia menjawab, "Saya membaca kitab Allah, lalu saya beriman kepadanya dan membenarkannya."
Lantas di langit ada yang mengumandangkan, "Hambaku benar. Hamparkanlah untuknya permadani dari surga, berilah dia pakaian dari surga dan bukakan untuknya pintu ke arah surga, lalu didatangkan padanya angin dan semerbak keharuman surga."

Kemudian kuburnya dilapangkan sebatas mata memandang. Selanjutnya dia didatangi sesosok yang tampan wajahnya, bagus pakaiannya, dan harum baunya.
Ia berkata,
"Bergembiralah engkau dengan sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah harimu yang telah dijanjikan untukmu."
Lantas dia bertanya kepadanya, "Kamu ini siapa? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan."
Dia menjawab, "Saya adalah amal kebajikanmu." Lalu dia berkata, "Ya Rabbi... Datangkanlah hari kiamat sehingga saya dapat kembali pada keluargaku dan hartaku."

ROH ORANG KAFIR

Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya,

"Sesungguhnya hamba yang kafir apabila terpisah dari dunia dan menuju akhirat, maka turun kepadanya malaikat dari langit yang wajahnya hitam. Mereka membawa pakaian yang kasar, lalu mereka duduk di dekatnya. Selanjutnya malaikat maut datang hingga duduk di samping kepalanya, lalu dia berkata, ‘Wahai jiwa yang buruk! Keluarlah menuju murka dan kemarahan Allah SWT."

Lalu jiwanya terpisah-pisah di dalam jasadnya.
Selanjutnya malaikat mencabutnya sebagaimana mencabut besi yang digunakan membakar daging dari bulu domba yang basah.
Kemudian malaikat mengambil nyawanya. Ketika dia telah mengambilnya, maka dia tidak membiarkan nyawa itu berada di tangannya meskipun sekejap mata melainkan mereka menaruhnya pada pakaian yang kasar itu. Dan dari nyawa tersebut keluar bau bagaikan bau bangkai paling busuk yang ada di muka bumi. Lalu mereka membawa nyawa tersebut naik.

Mereka tidak melewati sekelompok malaikat melainkan mereka berkata, "Ruh siapakah yang busuk ini?" Mereka menjawab, "Ruh fulan bin fulan," dengan menyebut nama terjelek sebagaimana dia biasa disebut di dunia, sehingga dia sampai ke langit dunia.
Lalu dimintakan agar dibukakan pintu untuk nyawa tersebut, tetapi tidak dibukakan pintu untuknya.

Selanjutnya Rasulullah SAW membaca ayat berikut:

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit[540] dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum[541]. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan."
(QS. Al-A’raf: 40)

Kemudian Allah berfirman, "Tulislah buku catatan amalnya di dalam Sijjin di bumi yang paling rendah. Maka, ruhnya dilemparkan begitu saja, kemudian Allah berfirman,

حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

Artinya:
"dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh."
(QS. Al-Hajja: 31)

Selanjutnya, ruhnya dikembalikan pada jasadnya, lalu dia didatangi dua malaikat.
Lalu keduanya bertanya kepadanya, "Siapa Rabbmu?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."
Lantas keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."
Keduanya melanjutkan, "Siapakah lelaki yang diutus untuk kalian ini?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."

Kemduian di langit ada yang mengumandangkan, "Dia dusta. Hamparkanlah untuknya tempat tidur dari neraka dan bukakan untuknya pintu ke arah neraka, lalu didatangkan padanya panas neraka dan angin panas neraka. Kemudian kuburnya disempitkan sehingga tulang rusuknya menjadi bersilangan. Selanjutnya dia didatangi sesosok yang buruk wajahnya, jelek pakaiannya, dan berbau busuk.

Dia berkata, "Bergembiralah engkau dengan sesuatu yang menyusahkanmu. Ini adalah harimu yang telah diancamkan untukmu."
Lantas dia bertanya kepadanya, "Kamu ini siapa? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan buruk."
Dia menjawab, "Saya adalah amal burukmu." Lalu dia berkata, "Ya Rabbi...! Jangan datangkan hari kiamat...!"

(HR. Al-Baihaqi dengan sanad shahih).

Tuesday, March 12, 2013

Dialog Rasulullah dan Sahabat Tentang Penyakit Hati

Kalau hati sudah nteracuni, banyak penyakit yang bakal muncul di kemudian hari.
Racun-racun hati itu banyak macamnya, di antaranya adalah berlebih-lebihan (banyak) bicara atau fudhulul kalam.
Dikatakan bahwa belumlah bisa istiqamah iman seseorang sebelum istiqamah lisannya. Maka lurus dan istiqamahnya hati dalam memegang keimanan itu dimulai dari lisan yang istiqamah.


Oleh karena itulah Islam mengajarkan kepada umatnya agar tidak banyak bicara tanpa disertai dzikir kepada Allah, karena akan mengakibatkan kerasnya hati. Dalam salah satu hadits shahih Rasulullah SAW pernah bicara kepada sahabat Mu'adz:
"Apakah engkau mau aku tunjukkan yang menjadi landasan itu semua (ibadah-ibadah)?"
"Baik, ya Rasulullah", jawab Mu'adz.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Cegahlah ini" (sambil mengisyaratkan dengan jarinya pada mulutnya).




Lalu mu'adz berkata:
"Ya Rasulullah, apakah kita akan dimintai tanggung jawab dari apa yang kita ucapkan?"
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Kamu wahai Mu'adz, tidaklah seseorang akan ditelungkupkan wajahnya dan punggungnya ke dalam Neraka melainkan karena hasil dari lisannya."
(Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi).

"Ada dua lubang yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam Neraka, yaitu mulut dan kemaluan."
(HR Ahmad, At-Tirmidzi dan di-shahih-kannya).

Dan tatkala Uqban bin Amir bertanya kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah, apakah sesuatu yang dapat menyelematkan kita?"
Lalu dijawab oleh Nabi : "Tahanlah olehmu lisanmu."


Lalu dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang dapat memberi jaminan kepadaku dari apa yang ada di antara jenggot dan kumisnya (lisan) dan kedua pahanya (kemaluan), maka aku jamin untuknya Surga."
(HR. Al-Bukhari).

Maksud dalam hadits ini adalah, barangsiapa yang bisa memelihara apa yang ada di antara kedua bibirnya, yaitu mulut dari semua perkataan yang tidak bermanfaat dan bisa menjaga apa yang ada di antara kedua pahanya yaitu farji agar tidak diletakkan di tempat yang tidak dihalalkan Allah, maka jaminannya adalah Surga.

Kemudian dalam hadits yang lain Rasulullah SAW juga bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beriman kepada hari akhirat, hendaklah berbicara yang baik atau agar ia diam."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dan dalam sutau riwayat dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda:
"Sebagian dari tanda bagusnya Islam seseorang apabila ia bisa meninggalkan ucapan yang tidak berguna baginya." Berkata Sahl: "Barangsiapa yang masih suka bicara yang tidak berguna maka ia tidak layak dikatakan shiddiq".

Apalagi bila ucapan seseorang sampai menyakiti orang lain maka belum bisa dijadikan jaminan iman yang dimilikinya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Demi Allah, tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman", kemudian ditanyakan siapakah gerangan yang engkau maksudkan wahai Rasulullah?
Jawabnya, "orang yang menjadikan tetangganya merasa tidak aman lantaran kejahatannya."

Hati yang tidak mengenal dengan Rabbnya, tidak melakukan ibadah sesuai dengan apa yang diperintahkanNya, dicitaiNya dan diridhaiNya. Bahkan selalu memperturutkan nafsu dan syahwatnya serta kenikmatan dan hingar bingarnya dunia, walaupun ia tahu bahwa itu amatlah dimurkai oleh Allah dan dibenciNya.

Ia tidak pernah peduli tatkala memuaskan diri dengan nafsu syahwatnya itu diridhaiNya atau dimurkaiNya, dan ia menghambakan diri dalam segala bentuk kepada selain Allah. Apabila ia mencintai maka cintanya karena nafsunya, apabila ia membenci maka bencinya karena nafsunya, apabila ia memberi maka itu karena nafsunya, apabila ia menolak maka tolakannya atas dasar nafsunya, maka nafsunya sangat berperan dalam dirinya, dan lebih ia cintai daripada ridha Allah

Dengan demikian maka hendaklah seorang mukmin mencukupkan diri dari ucapan yang tidak berguna seperti berdusta, suka mengadu domba, ucapan yang keji, ghibah, namimah, suka mencela, bernyanyi, menyakiti orang lain dan lain sebagainya. Itu semua merupakan racun-racun hati sehingga apabila seseorang banyak melakukan seperti ini maka hati akan teracuni dan bila hati sudah teracuni maka lambat laun, cepat atau lambat akan mengakibatkan sakitnya hati, semakin banyak racunnya akan semakin parah penyakit dalam hatinya, dan kalau tidak tertolong akan mengakibatkan mati hatinya.

Ketahuilah bahwa semua maksiat dalam bentuk apapun adalah merupakan racun bagi hati, penyebab sakitnya hati bahkan juga penyebab matinya hati. Berkata Abdullah Ibnu Mubarak: "Meninggalkan dosa dan maksiat dapat menjadikan hidupnya hati, dan sebaik-baik jiwa adalah yang mampu meniadakan perbuatan dosa dalam dirinya.

Maka barangsiapa yang menginginkan hatinya menjadi hati yang selamat hendaklah membersihkan diri dari racun-racun hati, kemudian dengan menjaganya tatkala ada racun hati yang berusaha menghampirinya, dan apabila terkena sedikit dari racun hati bersegeralah untuk menghilangkannya dengan taubat dan istighfar.

Saturday, March 9, 2013

Nabi yang Mampu Menahan Terbenamnya Matahari

Sabtu, 9 Maret 2013, Kisah Teladan Islami, dengan kisah yang seru

Ada seorang Nabi yang Mampu Menahan Terbenamnya Matahari, siapakah nabi tersebut...
Sumber adalah hadits Rasulullah SAW, dari Abu Hurairah ra.


KISAHNYA

Setelah Nabi Musa as wafat, Nabi Yusya' bin Nun membawa Bani Israil untuk keluar dari padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica (Yeriko). Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai benteng dan pintu gerbang yang sangat kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat.

Nabi Yusya' bersama kaumnya, Bani Israil, mengepung kota tersebut sampai 6 bulan lamanya.
Pada suatu hari, mereka bersepakat untuk menyerbu sampai ke dalam. Dengan diiringi suara terompet dan pekikan takbir, serta semangat yang kuat, mereka berhasil menghancurkan benteng kota dan memasukinya.

Di dalam kota Jerica, mereka mengambil harta rampasan dan membunuh siapa saja yang mencoba menghalanginya.
Mereka juga memerangi sejumlah raja yang berkuasa di Syam.

Hari itu adalah hari Jum'at, peperangan belum juga usai sementara matahari sudah hampir terbenam. Berarti hari Jum'at akan segera berlalu dan hari Sabtu akan segera tiba. Padahal, menurut syariat, pada hari sabtu dilarang untuk melakukan peperangan.




Doa Nabi

Nabi Yusya' kemudian berkata,
"Wahai Matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah SWT, demikian pula aku. Aku bersujud mengikuti perintahNya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam terlebih dahulu."

Dengan izin Allah SWT, matahari itu tidak terbenam dulu, sebelum negeri itu ditaklukkan.
Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, mereka pun hidup di dalamnya dan Nabi Yusya' yang memerintah mereka dengan kitab Allah, kitab Taurat sampai akhir hayatnya.
Beliau kembali ke hadirat Allah SWT saat berumur 127 tahun dan masa hidupnya 27 tahun setelah wafatnya Nabi Musa as.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Sesungguhnya matahari itu tidak pernah tertahan untuk terbenam hanya karena seorang manusia yang bernama Yusya' yaitu pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis untuk berjihad."

Diriwaytkan pula oleh Abu Hurairah ra dari Rasulullah SAW. Ada seorang Nabi dari Nabi-Nabi Allah yang ingin berperang, dan dia berkata,
"Tidak boleh ikut bersamaku dalam peperangan ini, seorang laki-laki yang telah berkumpul dengan istrinya dan mereka mengharapkan seorang anak, tapi belum mendapatkannya. Begitu pula orang yang membangun rumah tapi atapnya belum selesai. Juga tidak boleh ikut bersamaku orang yang telah membeli kambing atau unta bunting yang dia tunggu binatang itu beranak."

Maka berangkatlah Nabi itu berjihad.
Ketika sudah berada di dekat daerah yang dituju, saat Ashar telah tiba atau hampir tiba, maka Nabi itu berkata kepada matahari,
"Wahai matahari, engkau tunduk kepada perintah Allah dan aku pun demikian. Ya Allah, tahanlah matahari itu sejenak agar tidak terbenam."

Maka Allah SWT menahan matahari itu hingga Nabi itu bersama kaumnya menaklukkan daerah tersebut. Kemudian mereka Mengumpulkan semua harta rampasan di sutau tempat. Namun tiba-tiba saja ada api yang menyambar, tetapi api tidak sampai membakar harta rampasan itu.



Nabi Yusya' berkata,
"Diantara kalian ada yang berkhianat, masih menyimpan sebagian harta rampasan. Aku harap seseorang dari setiap kabilah bersumpah kepadaku."

Satu persatu seseorang dari tiap kabilah bersumpah.
Tiba-tiba tangan Nabi Yusya' lengket pada tangan dua atau tiga orang.
"Kalian berkhianat," teriak Nabi Yusya'.

Dan orang-orang yang berkhianat itu mengeluarkan emas sebesar kepala sapi.
Emas itu kemudian dikumpulkan dengan harta rampasan lainnya. Harta rampasan itu dukumpulkan di sebuah lapangan, dan tiba-tiba saja datanglah api menyambar dan melalapnya.

Rasulullah SAW bersabda,
"Harta rampasan memang tidak pernah dihalalkan untuk umat sebelum kita, dan dihalalkan untuk kita karena Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita."

Friday, March 8, 2013

Keledai Mati 100 Tahun Bisa Hidup Kembali

Assalamu'alaikum wr.wb.

Kisah Teladan Islami Kembali Berkisah tentang Kebesaran Allah SWT


Bagaimana mungkin keledai yang sudah mati seabad lamanya bisa hidup lagi. Tentu bisa sahabat, karena Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Apalgi menghidupkan keledai, menghidupkan banyak keledai saja juga bukan hal mustahi buat Allah SWT.

Pada kesempatan sore ini, admin Kisah Teladan Islami ingin mengisahkan tentang keledai tersebut.
Tapi sebelumnya, admin ingin sekali bertanya, "sebenarnya kisah apa yang paling Anda sukai, dan tolong kalau ada waktu dikasih tahu kita-kita di sini ya, bisa via komentar di blog ini maupun di Fan Pages, apakah kisah jin, mukjizat, nabi atau yang lainnya."

Nah, saatnya berkisah Yuk.
Sumber utama Surat Al-Baqarah ayat 259.


Kisahnya

Dahulu kala, ada seorang Nabi yang bernama Nabi UZAIR as. Beliau adalah nabi yang tidak begitu terkenal diantara nabi-nabi Bani Isarel. Beliaulah nabi yang telah menjaga Taurat, sekaligus berusaha menjaga keasliannya.

Pada suatu hari, terjadilah peristiwa yang sangat mengagumkan pada dirinya.
Di suatu desa dimana Nabi Uzair tinggal, tiba-tiba saja cuaca menjadi sangat panas, dan orang-orang pun merasa terbakar kulitnya.
Nabi Uzair pun demikian, beliau memiliki kebun yang berada jauh dari tempat tinggalnya dan berfikir bahwa kebunnya pasti sangat ingin diairi.

Insan yang saleh tersebut lantas pergi untuk mengambil air dengan mengendari seekor keledai. Setelah mendapatkan air, beliau segera pergi ke kebunnya untuk menyirami tanaman. Dan tak lupa, saat itu juga ia memetik beberapa buah Tin dan Anggur. Setelah selesai, beliau pun melanjutkan perjalanan untuk kembali pulang.

Namun di tengah perjalanan, Nabi Uzair melihat keledainya terengah-engah kelelahan yang amat sangat. Beliau memutuskan untuk mencari tempat untuk beristirahat, dan tepat di sebuah lokasi makam, muncullah ide untuk beristirahat sejenak. Nabi Uzair turun dari keledainya dan mengikatnya di sebuah tempat.




Nabi Uzair Dimatikan


Kemudian Nabi Uzair duduk sambil menyandarkan punggungnya ke dinding sambil agak meluruskan kakinya. Sejenak beliau melihat sekeliling, tampak olehnya tempat itu hancur berantakan, rumah-rumah roboh dan hanya sedikit saja tumbuhan yang tumbuh.
Tak menyadari, Nabi Uzair berguman dalam hati,
"Subhanallah...Bagaimana Allah SWT menghidupkan semua ini setelah kematiannya?"
"Lalu bagaimana Allah SWT menghidupkan tulang-belulang ini setelah kematiannya?" gumannya dalam hati.

Bukan bermaksud menyangsikan kemampuan Allah SWT atas apa yang dikendakinya, hanya saja Nabi Uzair as berpikir tentang rasa takjub yang begitu dalam, kagum akan kebesaran Allah SWT.

Tak berselang lama, turunlah Malaikat Maut yang diutus oleh Allah SWT dan mencabut nyawa Nabi Uzair saat itu juga. Sementara itu, keledaqi Nabi Uzair akhirnya mati kelaparan.

Penduuk desa yang mengetahui sudah beberapa hari tidak mengetahui kabar Nabi Uzair, mereka berbondong-bondong mencari Nabi Uzair sampai ke pelosok desa. Namun yang mereka dapatkan adalah nihil. Seakan Nabi Uzair hilang begitu saja tanpa bekas. Orang yeng terakhir melihat Nabi Uzair pun berturur,
"Aku melihat Nabi Uzair pergi ke kebunnya dengan mengendari seekor keledai."
Mereka akhirnya mencari ke kebun Nabi Uzair dan hasilnya tetap saja nihil.

Nabi Uzair dan Keledainya Dihidupkan

Hari demi haru telah berlalu, penduduk desa sudah putus asa mencari nabinya. Akhirnya penduduk desa pun mulai melupakan Nabi Uzair seiring berjalannya waktu. Tahun berlalu demi tahun hingga sampailah 100 tahun lamanya.
Nah, ketika sebada itulah Allah SWT YANG Maha Kuas berkehendak untuk membangkitkan Uzair kembali. Tubuh Uzair yang sudah berupa tanah itu secara perlahan berubah menjadi tulang, dari tulang menjadi daging, dari daging menjadi kulit. Hingga tibalah Nabi Uzair hidup kembali.

Setelah Nabi Uzair hidup kembali, datanglah Malaikat yang diutus Allah SWT dan bertanya,
"Sudah berapa lama engkau tinggal di sini?"
"Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari," jawab Nabi Uzair.
"wahai Nabiyullah...Anda sebenarnya tinggal di sini selama 100 tahun lamanya. Allah SWT mematikanmu, lalu menghidupkan kamu kembali sebagai jawaban atas pertanyaanmu yang merasa heran akan hari kebangkitan yang dialami oleh orang-orang yang sudah mati."

Mendengar penuturan Malaikat tersebut, Nabi Uzair langsung bersujud sambil mengucapkan puja puji syukur kepada Allah SWT.
Nabi Uzair berkata,
"Ya Allah...Engkaulah Dzat Yang Maha Perkasa, Engkaulah Dzat Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan, Engakaulah Tuhan Yang Maha Besar, Ampunilah kami...ampunilah kami..."

Setelah Nabi Uzair mengucapkan Kebesaran Allah SWT tersebut, kemudian Nabi Uzair disuruh melihat keledai yang telah seabad mati itu. Ajaib..,perlahan-lahan tulang-belulang keledai mulai berkumpul dan dipanggillah tulang belulang itu. Dalam waktu singkat saja, keledai itu telah hidup kembali seperti sedia kala. Si keledai mulai menggerak-gerakkan ekornya sambil menatap Nabi Uzair.

Nabi Uzair telah menyaksikan sendiri tanda-tanda Kebesaran Allah SWT yang terjadi di depannya.
Beliau bisa melihat sendiri dengan kedua matanya bagaimana Allah SWT menghidupkan keledai yang telah menjadi tanah dan dibangkitkan.
Subhanallah...Subhanallah..dan Subhanallah...

Sumber artikel.
Surat Al-Baqarah: 59.

أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَى قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّى يُحْيِي هَذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ وَانْظُرْ إِلَى حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya:
atau Apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya.
Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali.

Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Monday, March 4, 2013

Iblis dan Bala Tentaranya Dicegah Naik ke Langit

Assalamu'alaikum wr. wb.

Kisah Iblis dan setan serta bala tentaranya tiada habisnya untuk diceritakan sahabat.
Kapankah kejadian itu bermula...

Ternyata Iblis membuat pengakuan bahwa Iblis dan bala tentaranya dicegah oleh Allah SWT untuk naik ke langit pada saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dan sejak itulah setiap Maulud Nabi, Iblis dilarang naik ke atas langit. Kalau nekat naik ke langit, maka akan dihadang dengan serangan yang tidak diduganya. Bola-bola api menerjang mereka hingga kocar-kacir dan bahkan ada yang mati dari jin itu.


Kisahnya

Dalam Kitab Al-Jami Liakam Al-Qur'an, dijelaskan bahwa ada 2 hal yang dapat menyebabkan Iblis memekik dengan kerasnya serta menangis dengan tangisan yang memilukan.

Pertama, adalah ketika diturunkannya Surat Al Fatihah, yang mana surat ini adalah surat yang paling afdhal atau lebih utama di dalam Al Qur'an.

Kedua, Pada saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Beliau adalah makhluk yang paling mulia sejagat raya ini.
Karena berkat bimbingan beliau, orang yang sudah memiliki atau berbuat dosa setumpuk gunung pun bisa terhapus hanya dengan mengucapkan syahadat saja.

Dikelilingi Malaikat.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabi'ul Awal di Tahun Gajah, rupanya telah menjadi pukulan tersendiri bagi Iblis dan bala tentaranya. Bagaimana tidak, jika sebelumnya jin-jin bisa leluasa turun naik ke langit dan mencuri percakapan malaikat, maka sejak Rasulullah SAW lahir, maka mereka tidak bisa melakukannya kembali.




Ketika Iblis dan bala tentaranya dilarang naik ke langit, maka mereka berkumpul untuk membahasnya.
Mereka berkata,
"Dahulu kami bisa naik ke langit, akan tetapi hari ini kami telah dilarang untuk naik."

Iblis menjawab,
"Menyebarlah kalian semuanya di muka bumi dari barat sampai timur, dan perhatikanlah dengan seksama apa sebenarnya yang telah terjadi."

Setan-setan itu kemudian menyebar, dan akhirnya setelah mengelilingi muka bumi dari barat ke timur, sampailah mereka ke kota Makkah. Di sana tampak oleh mereka ada bayi kecil mungil yang dikelilingi oleh ribuan malaikat. Bayi tersebut memancarkan cahaya yang sangat terang hingga mencuat ke ujung langit. Sedangkan para malaikat satu persatu mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Begitu para setan mendekati bayi mungil itu, belum sampai ke tempat, ada malaikat Jibril yang menendangnya hingga terlepar jauh sampai ke Aden.

Iblis Berteriak dengan Sangat Dahsyat.

Setelah melihat kejadian itu, setan-setan segera kembali menghadap Iblis dan menceritakan semua apa yang telah mereka saksikan di kota Makkah.

"Sesungguhnya telah lahir seorang bayi yang memancarkan cahaya yang sangat terang, bayi itu dikelilingi ribuan malaikat yang memberikan ucapan selamat," ujar salah seorang setan.



Mendengar hal itu, iblis pun berteriak dengan suara yang sangat dhsyat,
"Aaaaahhhh......!!! Telah keluar 'Ayatul Alam' dan rahmat bagi bani Adam...!!!"
"Karena itulah kalian semua telah dicegah untuk naik ke langit," kata Iblis setelah berteriak.

Memang benar, setelah Rasulullah lahir ke muka bumi, Allah SWT memerintahkan malaikat untuk menutup tujuh pintu langit dan menjaganya dari jin dan iblis. Sehingga mereka tidak bisa mencuri dengar perbincangan para malaikat dan berita dari langit lagi.

Kenapa Setan Mencuri Dengar Berita dari Langit.
Tak lain adalah untuk menyesatkan manusia, anak turun Nabi Adam as.
Kalau sebelumnya mereka mencuri dengar berita dari langit dan bersekongkol dengan para dukun untuk menyesatkan manusia, saat itu pula tidak bisa lagi mencuri dengar.

Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan setan mengenai perkara gaib dan ramalan-ramalan tamatlah sudah.

Friday, March 1, 2013

5 Tingkatan Manusia Dalam Shalat

Kelompok pertama akan disiksa. Kelompok kedua akan diperhitungkan amalnya. Kelompok ketiga akan dihapus dosanya. Kelompok keempat akan diberi balasan pahala.
Dan kelompok kelima akan mendapat tempat yang dekat dengan Tuhannya, kerana dia menjadi bagian dari orang yang ketenteraman hatinya ada di dalam shalat.


Barangsiapa yang tenteram hatinya dengan shalat di dunia, maka hatinya akan tenteram dengan kedekatannya kepada Tuhan di akhirat dan akan tenteram pula hatinya di dunia.

Barangsiapa yang hatinya merasa tenteram dengan Allah SWT ,maka semua orang akan merasa tenteram dengannya. Dan barangsiapa yang hatinya tidak bisa merasa tenteram dengan Allah ta’ala , maka jiwanya akan terpotong-potong karena penyesalan terhadap dunia. (Al-Wabil Ath-Thayyib, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, hal 25-29)

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa lima tingkatan manusia di dalam shalat:

1. Tingkatan orang yang zhalim kepada dirinya dan teledor.
yaitu, orang yang kurang sempurna dalam wudhunya, waktu shalatnya, batas-batasnya dan rukun-rukunnya.

2. Orang yang bisa menjaga waktu-waktunya, batas-batasnya, rukun-rukunnya yang sifatnya lahiriyah, dan juga wudhunya, tetapi tidak berupaya keras untuk menghilangkan bisikan jahat dari dalam dirinya. Maka dia pun terbang bersama bisikan jahat dan pikirannya.

3. Orang yang bisa menjaga batas-batasnya dan rukun-rukunnya.
Ia berupaya keras untuk mengusir bisikan jahat dan pikiran lain dari dalam dirinya, sehingga dia terus-menerus sibuk berjuang melawan musuhnya agar jangan sampai berhasil mencuri shalatnya.
Maka, dia sedang berada di dalam shalat, sekaligus jihad.

4. Orang yang melaksanakan shalat dengan menyempurnakan hak-haknya, rukun-rukunnya, dan batas-batasnya. Hatinya larut dalam upaya memelihara batas-batas dan hak-haknya, agar dia tidak menyia-nyiakan sedikitpun darinya.

Bahkan seluruh perhatiannya tercurah untuk melaksanakannya sebagaimana mestinya, dengan cara yang sesempurna dan selengkap mungkin. Jadi, hatinya dirasuki oleh urusan shalat dan penyembahan kepada Tuhan di dalamnya.

5. Orang yang melaksanakan shalat dengan sempurna. Dia mengambil hatinya dan meletakkannya di hadapan Tuhan.
Dia memandang dan memperhatikanNya dengan hatinya yang dipenuhi rasa cinta dan hormat kepadaNya. Dia melihatNya dan menyaksikanNya secara langsung.

Bisikan dan pikiran jahat tersebut telah melemah. Hijab antara dia dengan Tuhannya telah diangkat. Jarak antara shalat semacam ini dengan shalat yang lainnya lebih tinggi dan lebih besar daripada jarak antara langit dan bumi. Di dalam shalatnya, dia sibuk dengan Tuhannya. Dia merasa tenteram lewat shalat.