Pages - Menu

Tuesday, June 21, 2011

Tobat Berkat Sebutir Kurma

Kisah Islamiah kali ini akan menghadirkan kisah tobat.
Gara-gara sebutir kurma, amalan ibadah yang dialkukan oleh Ibrahim bin Adham tertolak. Namun setelah mendapatkan penghalalan dari sebutir kurma itu, doa dan ibadahnya kembali makbul.


BERIKUT KISAHNYA.
Ibrahim bin Adham merupakan seorang yang dikenal ahli ibadah, zuhud dan tinggi tawakalnya kepada Allah SWT. Pada suatu hari setelah selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke masjid Al-Aqsa.
Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat Masjidil Haram.

Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak di dekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.

Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al-Aqsa dan seperti biasa, ia suka memilih tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusyuk sekali.

Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya.
"Itu Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara' yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT," kata malaikat yang satu.
"Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak karena empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram," jawab malaikat yang kedua.

DIALOG MALAIKAT.
Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan amalan-amalan lainnya tidak diterima oelh Allah SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.

"Astaghfirullah....," Ibrahim beristighfar.
Ia langsung berkemas berangkat lagi ke Makkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.
Begitu sampai di Makkah, ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, akan tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda,
"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini dari seorang pedagang tua. Kemana ia sekarang?" tanya Ibrahim.

"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma," jawab anak muda itu.
"Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?" katanya.

Kemudian Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu mendengarkan dengan penuh hikmat.
"Engkau sebagai ahli wairs orang tua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur aku makan tanpa seizinnya?" tanya Ibrahim.

"Bagi saya tidak masalah, Insya Allah saya halalkan, tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya," jawab pemuda itu.
"Dimana alamat saudara-saudaramu? Biara saya temui mereka satu persatu," tutur Ibrahim.

MAKBUL LAGI.
Ibrahim bin Adham pun bergegas, walaupun tempatnya berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada di bawah kubah Sakra lagi dan tiba-tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap-cakap.
"Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain," kata malaikat yang satu.
"Oh... tidak lagi sekarang, sekarang doanya sudah makbul lagi. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain, dan sekarang ia sudah bebas," jawab malaikat yang kedua.