Kisah Islamiah kali ini tentang Taubatan Nasuha.
Seorang penjahat pun hatinya bisa bergetar dan bertobat saat mendengar seseorang yang melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Bahkan ketika sudah bertobat, ia bisa mengubah tanah yang ia genggam menjadi emas.
Kisahnya.
Fudhail adalah seornag penjahat yang sangat terkenal. Semua warga takut kepadanya. Suatu hari, ia melihat seorang gadis yang berjalan sambil membawa air. Fudhail langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti kemana gadis itu pergi.
"Ikutilah dia dan cari tahu di mana rumahnya. Setelah itu bilang kepada orang tuanya bahwa Fudhail menginginkan putrinya dan mereka harus mengosongkan rumahnya nanti malam," perintah Fudhail kepada anak buahnya.
Setelah sampai di rumahnya, gadis pembawa air itu masuk. Tak lama kemudian anak buah Fudhail mendatangi rumah itu dengan kasar.
"Buka pintu!!! Kami anak buah Fudhail. Dia menginginkan anakmu. Nanti malam engkau harus mengosongkan rumahmu untuk dia dan putrimu," bentak para penjahat itu.
Membaca Al Qur'an.
Ayah gadis itu kontan saja ketakutan. ia lalu menceritakan peristiwa itu kepada istrinya,. Sang istri pun tak kalah takutnya, sebab mereka sama-sama telah mendengar kejahatan Fudhail. Kedua orangtua itu bingung, namun saking takutnya, dengan berat hati kedua orang tua gadis itu terpaksa merelakan buah hatinya.
Pada malam harinya, Fudhail benar-benar datang. Sesampainya di depan rumah gadis itu, Fudhail memerintahkan anak buahnya untuk bersiaga. Ia pun masuk ke dalam rumah.
Setelah mengamati ke seluruh sudut rumah, Fudhail pun menemukan sebuah pintu kamar. Dia yakin itu adalah kamar si gadis. Ia pun berjalan mendekat, namun sayup-sayup didengarnya sebuah suara yang dia yakin itu adalah suara si gadis.
Ternyata itu suara ayat suci Al Qur'an yang menggambarkan tentang tobat.
Mendengar ayat itu, hati Fudhail tiba-tiba bergetar dengan hebatnya. Untuk pertama kalinya dia merasa takut kepada Allah SWT. Hatinya tersentuh dan ingin kembali ke jalan-Nya. Dia pun mengurungkan niatnya untuk menodai gadis itu.
Dengan gemetar, ia pun berlari keluar rumah. Ia terus berlari sampai dia tiba di sebuah gubuk dan berhenti di sana. Pada saat itulah dia mendengar perbincangan para musafir yang sedang beristirahat.
"Aduh, saat ini Fudhail tahu tidak ya kita di sini? Kalau dia sampai tahu, pasti akan merampas barang-barang kita" ujar salah seorang dari mereka.
Hati Fudhail sedih mendengar ucapan para musafir itu. Dia baru sadar kalau dirinya telah menjadi teror bagi masyarakat.
Emas dalamGenggaman Tangan.
Sejak saat itulah Fudhail menjalai pertobatan dan menempuh jalan zuhud. Karena sudah bertobat, Fudhail mempunyai keinginan untuk meminta maaf kepada korban-korban kejahatannya dulu. Ada satu orang yang membuatnya tertegun, yakni meminta maaf pada seorang Yahdi yang pernah ia rampok kala itu.
Ia berulang kali memohon maaf, tapi si Yahudi masih tetap saja menolak permohonan maafnya. Namun Fudhail tidak putus asa dan terus berusaha. Karena terus menerus didesak, akhirnya si Yahudi bersedia memaafkan tapi dengan satu syarat.
"Aku berjanji tidak akan memaafkan perampas uangku. Untuk menebus nazar itu, ambillah emas dan uang yang ada di bawah kasurku dan berikan kepadaku. Maka, akan aku anggap itu sebagai ganti rugi harta yang pernah engkau rampas dulu," kata si Yahudi.
Fudhail pun memenuhi syarat itu. Dia menuju temnpat tidur yang dimaksudkan lalu dirogohkan tangannya ke bawah kasur. Sesaat kemudian ditarik tangannya dari bawah kasur dan tampaklah beberapa kepingan emas dan uang ditelapak tangannya. Fudhail segera menyerahkan kepingan emas dan uang itu kepada orang Yahudi tersebut.
Si Yahudi Masuk Islam.
Namun, tiba-tiba saja si Yahusi menyalaminya sambil berkata,
"Sekarang ajarilah aku kalimat syahadat, sebab aku sekarang telah percaya kepada Tuhan Muhammad dan Muhammad Rasul-Nya."
Fudhail pun sangat heran mendegar penuturan Yahudi itu.
Namun, segera saja si Yahudi menambahi kalimatnya,
"Ketahuilah, aku telah membaca dalam kitab suciku bahwa salah satu sifat umat nabi terakhir adalah ketika mereka bertobat dari hati yang paling dalam, maka tanah di tangan mereka akan berubah menjadi emas atas Kuasa Allah."
Terjawab sudah keheranan Fudhail, teryata yang ada di bawah tempat tidur orang Yahudi itu tidak ada emas atau uang, namun hanya sebongkah tanah yang kemudian berubah menjadi emas atas Kuasa-Nya.