Sebagai seorang wanita, Muadzah binti Abdullah termasuk seorang yang ahli ibadah, bahkan ketika menjalani malam pertama untuk pengantin baru, ia dan suaminya melaluinya dengan shalat semalam penuh.
Berikut Kisahnya.
Muadzah binti Abdullah merupakan wanita teladan dalam sejarah islam. Ia tumbuh dekat dengan para sahabat dan mendapatkan banyak ilmu dari mereka. Muadzah termasuk wanita yang sangat gemar membaca Al Qur'an, terutama setelah shalat Shubuh.
Dirinya selalu membaca Al Qur'an di pagi hari dan sore hari. Hatinya selalu melantunkan zikir kepada Allah SWT. Tak ada rutnitas pun yang bisa menghalanginya untuk beribadah, bahkan hingga hari pernikahannya.
Rajin Beribadah.
Muadzah ini menikah dengan Shilah bin Asyyam yang juga merupakan salah seorang yang terhormat, pemimpin teladan, pemilik kemuliaan, zuhud dan rajin beribadah. Pasangan suami istri ini bagaikan lautan ilmu dan ahli fiqih, serta memiliki sikap wara' dan zuhud.
Salah satu kisahnya yang terkenal dari pernikahan Muadzah adalah saat malam pegantinnya.
Setelah keduanya berada dalam satu rumah, Shilah lantas mengucapkan salam kepada Muadzah, kemudian suaminya berdiri untuik shalat, lalu Muadzah pun berdiri mengikutinya shalat.
Keduanya larut dalam shalat hingga fajar menyingsing keesokan paginya. Mereka berdua terus beribadah hingga keduanya lupa bahwa mereka sedang menjalani malam pengantin. Muadzah dan suaminya pun menjalani kehidupan dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT.
Muadzah mengambil teladan dari suaminya dalam hal beribadah, sehingga dirinya menjadi salah satu wanita yang menjadi simbol dalam ibadah. Ia menjadi seorang mukmin yang ikhlas karena Allah SWT. Ia menghidupkan semua malamnya untuk beribadah, sehingga sifat bijaksananya mengalir dari setiap kata yang terucap dan sikap dari perbuatannya.
Segala ucapan Muadzah tak pernah lepas dari nasehat dan peringatan tentang dunia. Salah satu ucapannya yang terkenal adalah,
"Wahai anakku, jadikanlah pertemuan denganAllah SWT dengan diiringi sikap waspada dan pengharapan. Sebab, saya melihat orang yang berharap mendapatkan hak dengan kebaikan tempat kembali di hari ia menghadap-Nya. Saya melihat orang yang takut mendapatkan angannya, akan keselamatan di hari dimana orang-orang berdiri menghadap Tuhan semesta alam."
Wanita Teladan.
Sepeninggal suaminya, Muadzah masih hidup lebih dari 20 tahun. Setiap hari selalu ia lewati akan persiapan diri bertemu dengan Allah SWT. Ia berharap dapat berkumpul kembali dengan suami dan anaknya dalam naungan kasih sayang-Nya.
Dikisahkan, saat menjelang ajalnya, Muadzah menangis kemudian tertawa.
"Apa alasan untuk menangis dan apa alasan untuk tertawa?" tanya salah seorang pentakziah kepada Muadzah.
"Adapun tangisanku yang kalian lihat karena saya mengingat perpisahan dengan aktivitas puasa, shalat dan zikir, itulah tangisanku tadi. Adapun senyuman dan tawaku, karena saya melihat almarhum suamiku telah menyambutku di beranda rumah dengan dua kalung berwarna hijau. dan ia bersama dalam rombongan. Sungguh saya tidak melihat mereka mempunyai kalung yang menyamainya. Maka saya tertawa," jawab Muadzah.
Setelah meninggal dunia, nama Muadzah selalu disebut-sebut sebagai ahli ibadah. Semoga Allah SWT merahmati dan melindunginya dari api neraka, membalasnya dengan balasan terbaik dan menggabungkannya dengan orang-orang yang shalih.
Sungguh Seorang Wanita yang Mulia dan Teladan.