Pages - Menu

Thursday, November 3, 2011

Asal Mula Ka'bah

Dahulu Ka'bah dibangun oleh Nabi Ibrahim as dibantu anaknya, Nabi Ismail as. Kini para jamaah dari seluruh penjuru dunia banyak berdatangan ke Masjidil Haram untuk tawaf di Ka'bah.


Kisahnya.
Kisah awal mula dibangunnya Ka'bah tersebut terjadi pada zaman Nabi Ibrahim as. Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman,

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ

Artinya:
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia."
(QS. Ali Imran: 96).

Ahli kitab mengatakan bahwa rumah ibadah yang pertama dibangun berada di Baitul Maqdis, oleh karena itu Allah membantahnya.

Ayat itulah yang menjadi asbabul nuzul dari pembangunan Ka'bah.

Dikisahkan, bahwa Nabi Ibrahim as membawa istrinya Siti Hajar dan putanya Ismail ke daerah Makkah. Pada saat itu Hajar dalam keadaan menyusui putranya. Nabi Ibrahim kemudian menempatkan Hajar dan Ismail di samping pohon besar.

Pada saat itu, di tempat tersebut tidak berpenghuni dan kering. Nabi Ibrahim as kemudian meninggalkan keduanya yang hanya berbekal beberapa kurma serta bejana yang berisi air.

Perjuangan Siti Hajar.
Ketika Nabi Ibrahim hendak pergi, Hajar mengikutinya seraya berkata,
Wahai Ibrahim, kemanakah engkau akan pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami, padahal di lembah ini tidak ada seorang pun dan tidak ada makanan apapun," ucap Hajar secara berkali-kali, namun Nabi Ibrahim tidak menghiraukannya.

"Apakah Allah SWT yang memerintahkan engkau berbuat seperti ni?" tanya Hajar.
"Benar," jawab Nabiyullah Ibrahim.
Hajar lalu berkata," Kalau begitu, Dia (Allah) tidak akan membiarkan kami."

Nabi Ibrahim as sampai di daerah Tsaniah, dimana tidak telihat lagi oleh keluarga yang beliau tinggalkan.
Di sana Nabi Ibrahim as berdo'a,
"Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati nanti. Ya Rabb kami, yang demikian itu agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

Ketika persediaan air mereka habis, Hajar pun mencari air untuk dia dan putranya. Dia pergi ke bukit Shafa mencari apakah ada orang di sana. namun, dia tidak menemukan siapapin di sana.

Hajar pun kemudian pergi ke Marwah dan mencari-cari orang di sana dan ternyata dia tidak menemukan seorang pun. Hajar berulang-ulang pergi dari Shafa ke Marwah, kemudian sebaliknya dari Marwah ke Shafa sampai 7 kali.

Oleh karena itulah di dalam ibadah haji ada yang namanya Sai, yaitu lari-lari kecil dari Shafa ke Marwah dan sebaliknya hingga 7 kali.

Sampai di Marwah, Hajar mendengar suara yang menyuruhnya diam. Ternyata suara itu berasal dari Malaikat. Lalu Malaikat itu mengais tanah hingga airnya keluar.
(Ada riwayat lain yang menyebutkan bahwa air muncul, air zam-zam karena hentakan kaki Nabi Ismail yang masih bayi itu, Wallahu A'lam).

Selanjutnya ia pun turun, mengisi bejana dan kembali lagi dia memberi minum putranya, Ismail

Setelah beberapa waktu berlalu, ada sebuah rombongan dari suku Jurham datang ke tempat tersebut. Mereka tinggal di sekitar air zam-zam bersama Hajar dan Ismail. Ini semua mereka lakukan atas izin dari Siti Hajar.





Membangun Ka'bah.
Nabi Ismail pun tumbuh menjadi dewasa dan belajar bahasa Arab dari suku Jurham tersebut. Beliau juga menikah dengan salah seorang wanita dari mereka.

Pada suatu saat, Nabi Ibrahim datang ingin menjenguk putranya Nabi Ismail as.
Ketika sedang meraut anak panah, Nabi Ibrahim as pun datang. Nabi Ismail pun bangkit menyambutnya dan mereka langsung berpelukan melepaskan rindu.

"Wahai anakku, sesungguhnya Allah menyuruhku menjalanakan perintah," kata Nabi Ibrahim.
"Lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Rabbmu," sahut Nabi Ismail.
"Apakah engkau akan membantuku?" tanya Nabi Ibrahim.
"Aku pasti akan membantumu, Wahai Nabiyullah," seru Ismail.

Nabi Ibrahim kemudian menunjuk ke tumpukan tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya seraya berkata,
"Sesungguhnya Allah menyuruhku membuat suatu rumah di sini."

Pada saat itulah keduanya bahu membahu meninggikan pondasi Baitullah.Ismail mulai mengangkut batu, sementara Nabi Ibrahim memasangnya. Setelah bangunan tinggi, Ismail membawakan sebuah batu untuk pijakan bagi Nabi Ibrahim as.
Batu itulah yang kemudian disebut sebagai tanda makam Ibrahim.

Mereka pun terus menerus bekerja sambil mengucapkan doa,
"Wahai Rabb kami, terimalah dari kami (amalan), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Sampai akhirnya tuntaslah pembangunan Baitullah itu. Ka'bah pun akhirnya berdiri di bumi Allah SWT.




(Nabi Ibrahim as ini kala menerima perintah Allah SWT, anak istri pun tak mampu mencegahnya. Terbukti dia meninggalkan anak istrinya di suatu lembah yang sepi meski hati tidak tega. namun itulah perintah Tuhan, harus selalu ditaati).

Ka'bah.
Rumah Allah SWT, Baitullah ini akan selalu dijaga sampai hari kiamat nanti. Terbukti saat ada raja yang ingin menghancurkan ka'bah, namun di tengah jalan mereka dihadang oleh pasukan dari langit.
Ingat Surat Al-Fiil berikut ini:


أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

Artinya:
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah.
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Yang dimaksud dengan tentara bergajah ialah tentara yang dipimpin oleh Abrahah Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka'bah. sebelum masuk ke kota Mekah tentara tersebut diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.