Sebagai rujukan cerita ini adalah Ayat Suci Al Qur'an Aurat 'Abasa ayat 1-6.
Rasulullah SAW mendapat teguran Allah SWT karena telah bermuka masam dan berpaling terhadap seorang yang buta. Padahal, si buta ini ingin sekali mendapatkan pengajaran tentang Islam dari Nabi SAW sendiri.
Berikut Kisahnya.
Kisah Islami yang satu ini menjadi sebab turunnya ayat Al Qur'an Surat 'Abasa ayat 1 sampai 6. Semua tak lepas dari sosok sahabat Nabi sekaligus seorang muazin yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum.
Siapa Abdullah bin Ummi Maktum.
Dia adalah orang Makkah suku Quraisy. Dia masih memiliki ikatan keluarga dengan Rasululah SAW, yaitu paman Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid ra. Bapaknya adalah Qais bin Zaid sedangkan ibunya adalah Atikah binti Abdullah.
Ibunya diberi gelar "Ummi Maktum", karena anaknya, Abdullah lahir dalam keadaan buta total. Abdullah bin Ummi Maktum ini merupakan salah seorang sahabat Rasululah SAW yang akan menghuni surga nantinya.
Ketika Islam Datang.
Ketika Islam mulai datang, Abdullah bin Ummi Maktum telah menerima agama itu dengan sepenuh hati. Bahkan ia termasuk kelompok yang pertama masuk islam.
Setelah menjadi muslim sejati, Abdullah rela menanggung segala macam suka dan duka kaum muslimin, termasuk penderitaan akibat siksaan dari kaum Quraisy.
Apakah Abdullah bin Ummi Maktum menyerah karena disiksa?
Tidak sama sekali, dia tidak pernah mundur walau sedikitpun. Bahkan, dia semakin teguh berpegang kepada agama Islam dan Kitab Allah SWT.
Dia semakin rajin mempelajari syariat Islam dan sering mendatangi majelis Rasulullah SAW.
Abdullah Merasa Diacuhkan.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW mengadakan dialog dengan pemimpin-pemimpin Quraisy seraya mengharap semoga mereka mau masuk ke dalam islam. Beliau bertatap muka dengan tokoh Quraisy seperti:
- 'Uthbah bin Rabi'ah.
- Syaibah bin Rabi'ah.
- 'Amr bin Hisyam (Abu Jahal).
- Umayyah bin Khalaf.
- Walid bin Mughirah (Ayah dari Khalid bin Walid).
Rasulullah SAW berunding dan bertukar pikiran dengan mereka tentang islam.
Beliau sangat ingin mereka mau menerima dakwah dan menghentikan penganiayaan terhadap para sahabat yang masuk islam.
Sementara beliau berunding dengan sungguh-sungguh, tiba-tiba saja Abdullah bin Ummi Maktum yang buta itu datang mengganggu, meminta kepada Rasulullah SAW untuk dibacakan ayat-ayat Al Qur'an.
"Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku ayat-ayat yang telah diajarkan Allah SWT kepada Anda," ujar Abdullah bin Ummi Maktum.
Rasulullah SAW terlengah dengan belum memperhatikan permintaan Abdullah tersebut. Bahkan, beliau agak acuh dengan permintaan Abdullah sahabatnya itu. Beliau membelakangi dan melanjutkan pembicaraan dengan para pemimpin Quraisy tersebut.
Setelah selesai berbicara dan berunding dengan para pemimpin Quraisy, Rasululah SAW bermaksud hendak pulang. Akan tetapi, di tengah perjalanan tiba-tiba saja penglihatan Beliau menjadi gelap dan kepala Beliau terasa sakit bukan main seperti terkena pukulan.
Teguran Allah SWT.
Dalam keadaan seperti itu, otomatis Rasulullah SAW kesakitan, kemudian turunlah Malaikat Jibril yang membacakan wahyu Allah SWT ke dalam hatinya.
Inilah bunyi Surat 'Abasa ayat 1-6 yang merupakan Ashabul Nuzul dari kisah ini.
Allah SWT berfirman,
عَبَسَ وَتَوَلَّى ١
أَنْ جَاءَهُ الأعْمَى ٢
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى ٣
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى ٤
أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى ٥
فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى ٦
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya[1554].
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup[1555],
6. Maka kamu melayaninya.
[1554] Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.
[1555] Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yang diharapkannya dapat masuk Islam.
Sejak hari itu, Rasulullah SAW tidak lupa memberikan tempat yang mulia bagi Abdullah apabila dia datang dalam majelisnya. Beliau mempersilahkan duduk, menanyakan keadannya dan memenuhi kebutuhannya.
Tak heran kalau Beliau memuliakan Abdullah sedemikian rupa, selain karena Abdullah bin Ummi Maktum buta total, juga karena turunnya wahyu tersebut.