Abu Hurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak akan datang hari kiamat, sampai kalian berperang melawan bangsa asing Khauzan dan Karman. Rajah mereka merah, hidung pesek, mata sipit, wajah tebal seperti martil dan sepatu mereka dari bulu."
(HR. Bukhari).
Dalam riwayat lain dari 'Amr bin Taglhlib dikatakan,
"wajah mereka lebar."
Abu Hurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak akan datang hari kiamat sampai keluar api dari Bumi Hijaz yang menerangi unta di Bashrah."
(HR. Bukhari dan Muslim).
Pages - Menu
▼
Saturday, June 29, 2019
Thursday, June 27, 2019
Rasulullah SAW Kebal Terhadap Racun
Jabir ra menceritakan bahwa ada seorang perempuan Yahudi Khaibar meracuni seekor kambing yang telah dijerat, kemudian dihadiahkan kepada Rasulullah SAW.
Kemudian Beliau memungut sekerat daging kambing tersebut dan memakannya, dan sekelompok sahabata juga ikut memakannya.Rasulullah SAW bersabda,
"Jangan memakannya lagi !!!".
Lalu Nabi SAW memanggil perempuan itu dan bertanya,
"Apakah kamu meracuni kambing ini?"
Perempuan itu menjawab,
"Siapakah yang memberitahumu?"
Rasulullah SAW menjawab,
"Sekerat daging di tanganku ini."
Perempuan Yahudi berkata,
"Jika engkau memang nabi, kambing itu tidak akan membahayakanmu. Tetapi jika engkau bukan nabi, maka kami akan merasa senang karenanya."
Kemudian Rasulullah SAW mengampuni perempuan Yaahudi itu dan tidak menghukumnya. Sahabat-sahabat yang ikut makan daging itu meninggal dunia dan Rasulullah SAW selamat dan dengan cepat dibekam oleh Abu Hindun.
Kemudian Beliau memungut sekerat daging kambing tersebut dan memakannya, dan sekelompok sahabata juga ikut memakannya.Rasulullah SAW bersabda,
"Jangan memakannya lagi !!!".
Lalu Nabi SAW memanggil perempuan itu dan bertanya,
"Apakah kamu meracuni kambing ini?"
Perempuan itu menjawab,
"Siapakah yang memberitahumu?"
Rasulullah SAW menjawab,
"Sekerat daging di tanganku ini."
Perempuan Yahudi berkata,
"Jika engkau memang nabi, kambing itu tidak akan membahayakanmu. Tetapi jika engkau bukan nabi, maka kami akan merasa senang karenanya."
Kemudian Rasulullah SAW mengampuni perempuan Yaahudi itu dan tidak menghukumnya. Sahabat-sahabat yang ikut makan daging itu meninggal dunia dan Rasulullah SAW selamat dan dengan cepat dibekam oleh Abu Hindun.
Wednesday, June 26, 2019
Surat untuk Raja Persia
Ibnu Abbas ra. mengisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengirimkan surat untuk Raja Persia yang dibawa oleh Abdullah bin Hudzaifah al-Sahmi.
Beliau menyuruhnya menyampaikan surat tersebut lewat penguasa Bahrain. Penguasa Bahrain kemudian menyerahkan surat tersebut kepada Raja Persia.
Ketika Raja Persia selesai membacanya, ia merobek-robek surat tersebut.
Ibnu Musayyab menceritakan bahwa Rasulullah SAW mendoakan keburukan untuk Raja Persia itu,
"Semoga kekuasaannya juga terkoyak-koyak."
(HR. Bukhari).
Beliau menyuruhnya menyampaikan surat tersebut lewat penguasa Bahrain. Penguasa Bahrain kemudian menyerahkan surat tersebut kepada Raja Persia.
Ketika Raja Persia selesai membacanya, ia merobek-robek surat tersebut.
Ibnu Musayyab menceritakan bahwa Rasulullah SAW mendoakan keburukan untuk Raja Persia itu,
"Semoga kekuasaannya juga terkoyak-koyak."
(HR. Bukhari).
Monday, June 24, 2019
Siapa Wali itu ? Dua Pengertian Wali
Sebenarnya siapakah wali itu?
Ada dua penjelasan tentang makna wali ini.
Contoh wali adalah Sunan Kalijaga, Sunan Bonang dan sebagainya. Adalah Sunan Ampel yang sudah wafat 600 tahunan masih saja banyak pengunjung di rumahnya.
Pertama.
kata al-wali merupakan bentuk superlatif dari subyek (fa'al), seperti kata al-alim yang bermakna sangat alim dan kata al-qadir bermakna yang sangat berkuasa.
Maka kata al-wali bermakna orang yang sangat menjaga ketaatan kepada Allah SWT tanpa tercederai oleh kemaksiatan atau memberi kesempatan pada dirinya untuk berbuat maksiat.
Kedua.
Kata al-wali merupakan subyek bermakna obyek. Seperti kata al-qatil bermakna terbunuh dan al-jarih bermakna yang terluka.
Maka kata al-wali bermakna orang yang dijaga dan dilindungi oleh Allah SWT, dijaga terus menerus dari berbagai macam maksiat dan selamanya mendapat pertolongan Allah SWT untuk selalu berbuat taat.
Jadi, menurut para alim ulama, jika ditinjau dari segi etimologis, al-wali berarti yang dekat. Ketika seorang dekat kepada Allah SWT karena ketaatan dan keikhlasannya, maka Allah SWT akan senantiasa dekat kepadanya.
Juga dekat dengan limpahan rahmatNya, keutamaan, kebaikan hingga mencapai jenjang al-wilayah (kewalian).
Ada dua penjelasan tentang makna wali ini.
Contoh wali adalah Sunan Kalijaga, Sunan Bonang dan sebagainya. Adalah Sunan Ampel yang sudah wafat 600 tahunan masih saja banyak pengunjung di rumahnya.
Pertama.
kata al-wali merupakan bentuk superlatif dari subyek (fa'al), seperti kata al-alim yang bermakna sangat alim dan kata al-qadir bermakna yang sangat berkuasa.
Maka kata al-wali bermakna orang yang sangat menjaga ketaatan kepada Allah SWT tanpa tercederai oleh kemaksiatan atau memberi kesempatan pada dirinya untuk berbuat maksiat.
Kedua.
Kata al-wali merupakan subyek bermakna obyek. Seperti kata al-qatil bermakna terbunuh dan al-jarih bermakna yang terluka.
Maka kata al-wali bermakna orang yang dijaga dan dilindungi oleh Allah SWT, dijaga terus menerus dari berbagai macam maksiat dan selamanya mendapat pertolongan Allah SWT untuk selalu berbuat taat.
Jadi, menurut para alim ulama, jika ditinjau dari segi etimologis, al-wali berarti yang dekat. Ketika seorang dekat kepada Allah SWT karena ketaatan dan keikhlasannya, maka Allah SWT akan senantiasa dekat kepadanya.
Juga dekat dengan limpahan rahmatNya, keutamaan, kebaikan hingga mencapai jenjang al-wilayah (kewalian).
Sunday, June 23, 2019
Kesialan Abu Jahal Berdasarkan Hadits
Siapa Bu Jahal yang dimaksud di sini?
Abu Jahal adalah paman dari Nabi Muhammad SAW.
Abu Hurairah r.a menceritakan bahwa Abu Jahal bertanya,
"Apakah Muhammad menyujudkan wajahnya di tanah?"
Para sahabat menjawab, "ya."
Abu Jahal berkata lagi,
"Demi Latta dan Uzz, jika aku melihat Muhammad melakukan itu, sungguh aku akan menginjak lehernya."
Abu Jahal mendatangi Rasulullah SAW yang saat itu sedang salat untuk menginjak leher Beliau.
Belum sempat mendekati Rasulullah SAW, Abu Jahal mundur dan memangku dua tangannya.
Kemudian para sahabat bertanya,
"Apa yang terjadi padamu?"
Abu Jahal menjawab,
"Tiba-tiba saja diantara aku dan dia ada parit api, sesuatu yang sangat mengerikan dan sayap-sayap."
Rasulullah SAW kemudian bersabda,
"Kalau dia mendekatiku, niscaya malaikat akan menyambar anggota tubuhnya satu demi satu."
(HR. Muslim).
Abu Jahal adalah paman dari Nabi Muhammad SAW.
Abu Hurairah r.a menceritakan bahwa Abu Jahal bertanya,
"Apakah Muhammad menyujudkan wajahnya di tanah?"
Para sahabat menjawab, "ya."
Abu Jahal berkata lagi,
"Demi Latta dan Uzz, jika aku melihat Muhammad melakukan itu, sungguh aku akan menginjak lehernya."
Abu Jahal mendatangi Rasulullah SAW yang saat itu sedang salat untuk menginjak leher Beliau.
Belum sempat mendekati Rasulullah SAW, Abu Jahal mundur dan memangku dua tangannya.
Kemudian para sahabat bertanya,
"Apa yang terjadi padamu?"
Abu Jahal menjawab,
"Tiba-tiba saja diantara aku dan dia ada parit api, sesuatu yang sangat mengerikan dan sayap-sayap."
Rasulullah SAW kemudian bersabda,
"Kalau dia mendekatiku, niscaya malaikat akan menyambar anggota tubuhnya satu demi satu."
(HR. Muslim).
Saturday, June 22, 2019
3 Pendapat Tentang Siapa itu Khidir
Dari beberapa sumber dari kaum ulama yang menjelaskan nama-namanya, ada satu pendapat yang memanggilnya Khidir dengan nama "Khidir". Dan tentang nama ayahnya juga ada perselisihan ulama.
Inilah ketiga pendapat tentang Khidir.
1. Khidir adalah nama seorang anak cucu Nabi Adam as yang taat beribadah kepada Allah SWT dan ditangguhkan ajalnya.
Kitab Al Ifrad oleh Dattiqutani dan Ibnu Asakir, riwayat dari Ibnu Abbas).
2. Ibnu Khidir berasal dari Romawi, sedangkan bapaknya keturunan Bangsa Persi.
Fathul Bari juz VI hal 310. Al Bidayah wan Nihayah juz I hal. 326. Ruhul Ma'ani juz XV hal 319.
3. Kata Al Alusi.
"Aku tidak membenarkan semua sumber yang menyatakan tentang riwayat asal usul Khidir. Tetapi Imam Nawawi menyebutkan bahwa Khidir adalah putera seorang raja."
Fathul Bari juz VI hal 390.
Wallahu A'lam.
Inilah ketiga pendapat tentang Khidir.
1. Khidir adalah nama seorang anak cucu Nabi Adam as yang taat beribadah kepada Allah SWT dan ditangguhkan ajalnya.
Kitab Al Ifrad oleh Dattiqutani dan Ibnu Asakir, riwayat dari Ibnu Abbas).
2. Ibnu Khidir berasal dari Romawi, sedangkan bapaknya keturunan Bangsa Persi.
Fathul Bari juz VI hal 310. Al Bidayah wan Nihayah juz I hal. 326. Ruhul Ma'ani juz XV hal 319.
3. Kata Al Alusi.
"Aku tidak membenarkan semua sumber yang menyatakan tentang riwayat asal usul Khidir. Tetapi Imam Nawawi menyebutkan bahwa Khidir adalah putera seorang raja."
Fathul Bari juz VI hal 390.
Wallahu A'lam.