Assalamu'alaikum
Alhamdulillah, mumpung internet agak lancar, kisah islamiah malam ini akan posting 2 buah biar ada pilihan dalam membacanya.
Kali ini tentang sosok, figur wanita. Selain pria, ada wanita sholehah, wanita teladan juga banyak yang dijadikan panutan dan teladan umat islam.
Adalah Ummu Banin yang merupakan salah satu wanita teladan dalam sejarah islam.
Keteladanan itu muncul dalam dirinya setelah ia sempat berlaku sombong dengan mampu menanggung dosa orang lain. Namun, akhirnya ia sadar dan meminta Allah SWT membisukannya demi menebus dosanya.
Kisahnya.
Dikisahkan dari Marwan bin Muhammad bahwa Azzah sahabat Kutsayyir pernah datang menghadap kepada Ummu Banin.
Ummu Banin sendiri adalah putri dari Abdul Azis bin Marwan serta saudara wanita dari Umar bin Abdul Azis.
Umar bin Abdul Azis sendiri adalah salah satu pemimpin, salah satu khalifah teladan sepeninggal Khulafaur Rasyidin.
Ketika Azzah bertemu dengan Ummu Banin, ada seorang pemuda bernama Kutsayyir yang mendendangkan sebuah puisi.
Puisi tersebut berbunyi,
"Setiap orang membayar hutangnya.
Aku ketahui orang yang meminjamnya.
Akan tetapi Azzah orang yang suka mengulur-ulur.
Yang suka mempersulit kepada orang yang meminjamkannya."
Berkata Sombong.
Kala mendengar puisi itu, Azzah terlihat begitu murung dan sikapnya gelisah menggambarkan seolah penuh dengan dosa.
"Wahai Azzah, apa maksud dari kata-kata Kutsayyir itu, hutang apakah yang dimaksud?" tanya UmmuBanin.
"Maafkan aku, aku tidak bisa mengatakannya," jawab Azzah.
"Kamu haru memberitahukannya kepadaku," desak Ummu Banin.
Azzah lantas bersedia jujur.
Ia menceritakan bahwa suatu hari dirinya pernah berjanji bersedia untuk dicium oleh Kutsayyir. Lalu Kutsayyir datang untuk menagih janji itu, akan tetapi Azzah merasa berdosa kepada dirinya dan ia merasa tidak akan mungkin memenuhi janji yang bermakna maksiat itu.
"Aku bingung, aku tak mungkin menepati janjiku itu," ujar Azzah.
Mendengar cerita itu, Ummu Banin tak sengaja berkata sombong.
Ia menyuruh Azzah untuk menpati janjinya sedangkan ia sendiri yang akan menanggung dosanya.
"Tepatilah janjimu kepadanya dan akulah yang akan menanggung dosanya," kata Ummu Banin.
Namun setelah berkata demikian, Ummu Banin pun segera menginterospeksi diri atas perkataannya. Ia memohon ampun kepada Allah SWT atas kesombongannya. Sebagai wujud kesungguhan tobatnya, ia memerdekakan 40 budak sebagi gantinya.
"Ya Allah, mengapa tidak bisukan saja mulutku ini ketika mengatakan hal itu," pintanya dalam tobat.
Tekun Beribadah.
Dalam menjalani kehidupan selanjutnya, Ummu Banin kian tekun dalam beribadah. Ummu Banin selalu meninggalkan peraduannya guna menunaikan shalat sepanjang malam. Setiap hari jumat, ia selalu keluar rumah dengan membawa sesuatu di atas punggung kudanya kemudian diberi-berikannya kepada fakir miskin.
Tidak jarang pula Ummu Banin mengundang para wnita ahli ibadah untuk berkumpul di rumahnya kemudian menggelar pengajian membahas keagamaan.
"Setiap manusia pasti akanmembutuhkan sesuatu, sedangkan aku akan menjadikan kebutuhanku itu menjadi sebuah pengorbanan dan pemberian. Demi Allah, silaturrahmi bagiku lebih menarik daripada makanan selezat apapun," tuturnya kepada para wanita lainnya.
Hingga akhir hayatnya, Ummu Banin selalu berbuat kebaikan.
Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada Ummu Banin, salah seorang Wanita Teladan dalam Sejarah Islam.
Alhamdulillah, mumpung internet agak lancar, kisah islamiah malam ini akan posting 2 buah biar ada pilihan dalam membacanya.
Kali ini tentang sosok, figur wanita. Selain pria, ada wanita sholehah, wanita teladan juga banyak yang dijadikan panutan dan teladan umat islam.
Adalah Ummu Banin yang merupakan salah satu wanita teladan dalam sejarah islam.
Keteladanan itu muncul dalam dirinya setelah ia sempat berlaku sombong dengan mampu menanggung dosa orang lain. Namun, akhirnya ia sadar dan meminta Allah SWT membisukannya demi menebus dosanya.
Kisahnya.
Dikisahkan dari Marwan bin Muhammad bahwa Azzah sahabat Kutsayyir pernah datang menghadap kepada Ummu Banin.
Ummu Banin sendiri adalah putri dari Abdul Azis bin Marwan serta saudara wanita dari Umar bin Abdul Azis.
Umar bin Abdul Azis sendiri adalah salah satu pemimpin, salah satu khalifah teladan sepeninggal Khulafaur Rasyidin.
Ketika Azzah bertemu dengan Ummu Banin, ada seorang pemuda bernama Kutsayyir yang mendendangkan sebuah puisi.
Puisi tersebut berbunyi,
"Setiap orang membayar hutangnya.
Aku ketahui orang yang meminjamnya.
Akan tetapi Azzah orang yang suka mengulur-ulur.
Yang suka mempersulit kepada orang yang meminjamkannya."
Berkata Sombong.
Kala mendengar puisi itu, Azzah terlihat begitu murung dan sikapnya gelisah menggambarkan seolah penuh dengan dosa.
"Wahai Azzah, apa maksud dari kata-kata Kutsayyir itu, hutang apakah yang dimaksud?" tanya UmmuBanin.
"Maafkan aku, aku tidak bisa mengatakannya," jawab Azzah.
"Kamu haru memberitahukannya kepadaku," desak Ummu Banin.
Azzah lantas bersedia jujur.
Ia menceritakan bahwa suatu hari dirinya pernah berjanji bersedia untuk dicium oleh Kutsayyir. Lalu Kutsayyir datang untuk menagih janji itu, akan tetapi Azzah merasa berdosa kepada dirinya dan ia merasa tidak akan mungkin memenuhi janji yang bermakna maksiat itu.
"Aku bingung, aku tak mungkin menepati janjiku itu," ujar Azzah.
Mendengar cerita itu, Ummu Banin tak sengaja berkata sombong.
Ia menyuruh Azzah untuk menpati janjinya sedangkan ia sendiri yang akan menanggung dosanya.
"Tepatilah janjimu kepadanya dan akulah yang akan menanggung dosanya," kata Ummu Banin.
Namun setelah berkata demikian, Ummu Banin pun segera menginterospeksi diri atas perkataannya. Ia memohon ampun kepada Allah SWT atas kesombongannya. Sebagai wujud kesungguhan tobatnya, ia memerdekakan 40 budak sebagi gantinya.
"Ya Allah, mengapa tidak bisukan saja mulutku ini ketika mengatakan hal itu," pintanya dalam tobat.
Tekun Beribadah.
Dalam menjalani kehidupan selanjutnya, Ummu Banin kian tekun dalam beribadah. Ummu Banin selalu meninggalkan peraduannya guna menunaikan shalat sepanjang malam. Setiap hari jumat, ia selalu keluar rumah dengan membawa sesuatu di atas punggung kudanya kemudian diberi-berikannya kepada fakir miskin.
Tidak jarang pula Ummu Banin mengundang para wnita ahli ibadah untuk berkumpul di rumahnya kemudian menggelar pengajian membahas keagamaan.
"Setiap manusia pasti akanmembutuhkan sesuatu, sedangkan aku akan menjadikan kebutuhanku itu menjadi sebuah pengorbanan dan pemberian. Demi Allah, silaturrahmi bagiku lebih menarik daripada makanan selezat apapun," tuturnya kepada para wanita lainnya.
Hingga akhir hayatnya, Ummu Banin selalu berbuat kebaikan.
Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada Ummu Banin, salah seorang Wanita Teladan dalam Sejarah Islam.
Ummu Banin Menebus Dosa