Assalamu'alaikum wr. wb.
Jumpa lagi dengan blog kesayangan kita ini dan pada kali ini bercerita mengenai kisah malaikat yang berjudul "Suka Duka Malaikat Maut Saat Mencabut Nyawa" seorang manusia. Ada kalanya Malaikat Izrail menangis, atau tertawa namun juga ada terkadang takjub, terkejut dengan lokasi pemandangan insan yang akan dicabut nyawanya tersebut.
Bagaimana kisahnya...
Allah SWT pernah bertanya kepada Malaikat Maut,
"Apakah kamu pernah menangis ketika kamu mencabut nyawa anak cucu Adam?"
Maka malaikat pun menjawab,
"Aku pernah tertawa, pernah juga menangis, dan pernah juga terkejut dan kaget."
"Apa yang membuatmu tertawa?"
"Ketika aku bersiap-siap untuk mencabut nyawa seseorang, aku melihatnya berkata kepada pembuat sepatu, Buatlah sepatu sebaik mungkin supaya bisa dipakai selama setahun."
"Aku tertawa karena belum sempat orang tersebut memakai sepatu, dia sudah kucabut nyawanya."
Allah SWT bertanya, "Apa yang membuatmu menangis?"
Maka malaikat menjawab,
"Aku menangis ketika hendak mencabut nyawa seorang wanita hamil di tengah padang pasir yang tandus, dan hendak melahirkan. Maka aku menunggunya sampai bayinya lahir di gurun tersebut. Lantas kucabut nyawa wanita itu sambil menangis karena mendengar tangisan bayi tersebut yang tak seorangpun mengetahui hal itu."
"Lalu apa yang membuatmu terkejut dan kaget?"
Malaikat menjawab,
"Aku terkejut dan kaget ketika hendak mencabut nyawa salah seorang ulama Engkau. Aku melihat cahaya terang benderang keluar dari kamarnya. Setiap kali aku mendekati cahaya itu, semakin menyilaukanku seolah ingin mengusirku. Lalu aku cabut nyawanya disertai cahaya tersebut."
Allah SWT bertanya lagi,
"Apakah kamu tahu siapa lelaki itu?"
"Tidak tahu, ya Allah."
"Sesungguhnya lelaki itu adalah bayi dari ibu yang kau cabut nyawanya di gurun pasir gersang itu. Akulah yang menjaganya dan tidak membiarkannya."
Itulah kisah Malaikat Pencabut Nyawa yang dengan jujur mengatakan kepada kita semuanya melalui kitan Tadzkirah sebuah karya karangan Imam al-Qurthubi.
Wassalamu'alaikum wr wb
Jumpa lagi dengan blog kesayangan kita ini dan pada kali ini bercerita mengenai kisah malaikat yang berjudul "Suka Duka Malaikat Maut Saat Mencabut Nyawa" seorang manusia. Ada kalanya Malaikat Izrail menangis, atau tertawa namun juga ada terkadang takjub, terkejut dengan lokasi pemandangan insan yang akan dicabut nyawanya tersebut.
Bagaimana kisahnya...
Berikut Kisahnya
Allah SWT pernah bertanya kepada Malaikat Maut,
"Apakah kamu pernah menangis ketika kamu mencabut nyawa anak cucu Adam?"
Maka malaikat pun menjawab,
"Aku pernah tertawa, pernah juga menangis, dan pernah juga terkejut dan kaget."
"Apa yang membuatmu tertawa?"
"Ketika aku bersiap-siap untuk mencabut nyawa seseorang, aku melihatnya berkata kepada pembuat sepatu, Buatlah sepatu sebaik mungkin supaya bisa dipakai selama setahun."
"Aku tertawa karena belum sempat orang tersebut memakai sepatu, dia sudah kucabut nyawanya."
Allah SWT bertanya, "Apa yang membuatmu menangis?"
Maka malaikat menjawab,
"Aku menangis ketika hendak mencabut nyawa seorang wanita hamil di tengah padang pasir yang tandus, dan hendak melahirkan. Maka aku menunggunya sampai bayinya lahir di gurun tersebut. Lantas kucabut nyawa wanita itu sambil menangis karena mendengar tangisan bayi tersebut yang tak seorangpun mengetahui hal itu."
"Lalu apa yang membuatmu terkejut dan kaget?"
Malaikat menjawab,
"Aku terkejut dan kaget ketika hendak mencabut nyawa salah seorang ulama Engkau. Aku melihat cahaya terang benderang keluar dari kamarnya. Setiap kali aku mendekati cahaya itu, semakin menyilaukanku seolah ingin mengusirku. Lalu aku cabut nyawanya disertai cahaya tersebut."
Allah SWT bertanya lagi,
"Apakah kamu tahu siapa lelaki itu?"
"Tidak tahu, ya Allah."
"Sesungguhnya lelaki itu adalah bayi dari ibu yang kau cabut nyawanya di gurun pasir gersang itu. Akulah yang menjaganya dan tidak membiarkannya."
Itulah kisah Malaikat Pencabut Nyawa yang dengan jujur mengatakan kepada kita semuanya melalui kitan Tadzkirah sebuah karya karangan Imam al-Qurthubi.
Wassalamu'alaikum wr wb
Suka Duka Malaikat Maut saat Mencabut Nyawa