Subahanallah...
Kisah ini bisa dijadikan teladan oleh semuanya bagaimana mungkin ada seorang suami yang tak pernah memarahi istrinya selama 20 tahun bersama.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Bahkan sang suami tek perlu lagi memegang rotan untuk memukul istrinya ssebagai hukuman karena ketidaktaatannya, atau mungkin sedang melakukan kesalahan.
Bagaiman kisahnya?
Telah diriwayatkan bahwa pada waktu itu, Syuriah Al Qadhi bertemu dengan Asy-Syu'bi. Mereka tampah begitu gembira dan ceria, tak nampak guratan kekesalan.
"Wahai saudaraku, apa rahasianya sehingga membuah wajahmu selalu tampak ceria, "tanya Syuriah.
"Selama 20 tahun ini aku tidak melihat sesuatu yang membuatmu marah terhadap istriku, "jawab Asy-Syu'bi.
"Bagaimana itu bisa terjadi?" kata Syuriah setengan tak percaya.
"Sejak malam pertama aku bertemu dengan istriku. Aku melihat padanya kecantikan yang menggoda dan kecantikan yang sangat luar biasa. Kemudian aku berkata kepada diriku sendiri : Aku akan bersuci dan salat dua rakaat sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Ketika aku salam, aku mendapati istriku ada di belakangku ikut menunaikan salat dengan shalatku dan salam dengan salamku, "jelas Syu'bi.
Syu'bi melanjutkan ceritanya bahwa pada suatu hari istrinya menanyakan sesuatu kepadanya.
"Bagaimana pandanganmu bila orangtuaku mengunjungiku?" tanya istriku.
"Aku tidak ingin membuat bosan mertuaku, "jawab Syu'bi.
Sang istri lalu tersenyum dan mengeluarkan pertanyaan lagi.
"Lantas siapa yang engkau sukai dari para tetangga kita untuk masuk ke rumahmu sehingga aku akan mengizinkannya, "tanya istri.
"Bani fulan adalah kaum yang salih dan Bani fulan adalah kaum yang buru, "jawab Syu'bi lagi.
Hingga di penghujung tahun ketika Syu'bi pulang dari majelis Qadha (peradilan), tiba-tiba ada seorang wanita tua di dalam rumahnya.
"Siapa dia? "tanya Syu'bi.
"Dia adalah ipar perempuanku, "jawab istrinya.
"Aku senang bertemu dengannya, "jawab Syu'bi.
Kemudian, Syu'bi duduk berhadapan dengan tamu tersebut. Tak berapa lama kemudian, tamu itu mengucap salam dan dibalas salam pula oleh Syu'bi.
"Bagaimanaendapatmu tentang istrimu, "tanya tamu tersebut.
"Dia adalah sebaik-baik istri, "ujar Syu'bi.
"Ketahuilah, bila kamu meragukan istrimu, maka hendaklah kamu ambil cambuk, "kata tamu itu.
"Tenang wahai ibu, sungguh aku telah mendidik dan mengajari beberapa adab dengan baik dan aku melatihnya untuk hidup secara baik sehingga tidak perlu mencambuknya, "jelas Syu'bi.
Demikianlah cerita yang terdapat dalam Ahkaamun Nisaa' , buah karya Ibnul Jauzi dan Ahkaamul Qura, karangan Ibnul Arabi.
Wallahu A'lam...
Kisah ini bisa dijadikan teladan oleh semuanya bagaimana mungkin ada seorang suami yang tak pernah memarahi istrinya selama 20 tahun bersama.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Bahkan sang suami tek perlu lagi memegang rotan untuk memukul istrinya ssebagai hukuman karena ketidaktaatannya, atau mungkin sedang melakukan kesalahan.
Bagaiman kisahnya?
Berikut Kisahnya
Telah diriwayatkan bahwa pada waktu itu, Syuriah Al Qadhi bertemu dengan Asy-Syu'bi. Mereka tampah begitu gembira dan ceria, tak nampak guratan kekesalan.
"Wahai saudaraku, apa rahasianya sehingga membuah wajahmu selalu tampak ceria, "tanya Syuriah.
"Selama 20 tahun ini aku tidak melihat sesuatu yang membuatmu marah terhadap istriku, "jawab Asy-Syu'bi.
"Bagaimana itu bisa terjadi?" kata Syuriah setengan tak percaya.
"Sejak malam pertama aku bertemu dengan istriku. Aku melihat padanya kecantikan yang menggoda dan kecantikan yang sangat luar biasa. Kemudian aku berkata kepada diriku sendiri : Aku akan bersuci dan salat dua rakaat sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Ketika aku salam, aku mendapati istriku ada di belakangku ikut menunaikan salat dengan shalatku dan salam dengan salamku, "jelas Syu'bi.
Istri Salehah
Syu'bi melanjutkan ceritanya bahwa pada suatu hari istrinya menanyakan sesuatu kepadanya.
"Bagaimana pandanganmu bila orangtuaku mengunjungiku?" tanya istriku.
"Aku tidak ingin membuat bosan mertuaku, "jawab Syu'bi.
Sang istri lalu tersenyum dan mengeluarkan pertanyaan lagi.
"Lantas siapa yang engkau sukai dari para tetangga kita untuk masuk ke rumahmu sehingga aku akan mengizinkannya, "tanya istri.
"Bani fulan adalah kaum yang salih dan Bani fulan adalah kaum yang buru, "jawab Syu'bi lagi.
Hingga di penghujung tahun ketika Syu'bi pulang dari majelis Qadha (peradilan), tiba-tiba ada seorang wanita tua di dalam rumahnya.
"Siapa dia? "tanya Syu'bi.
"Dia adalah ipar perempuanku, "jawab istrinya.
"Aku senang bertemu dengannya, "jawab Syu'bi.
Kemudian, Syu'bi duduk berhadapan dengan tamu tersebut. Tak berapa lama kemudian, tamu itu mengucap salam dan dibalas salam pula oleh Syu'bi.
"Bagaimanaendapatmu tentang istrimu, "tanya tamu tersebut.
"Dia adalah sebaik-baik istri, "ujar Syu'bi.
Mendidik Istri
"Ketahuilah, bila kamu meragukan istrimu, maka hendaklah kamu ambil cambuk, "kata tamu itu.
"Tenang wahai ibu, sungguh aku telah mendidik dan mengajari beberapa adab dengan baik dan aku melatihnya untuk hidup secara baik sehingga tidak perlu mencambuknya, "jelas Syu'bi.
Demikianlah cerita yang terdapat dalam Ahkaamun Nisaa' , buah karya Ibnul Jauzi dan Ahkaamul Qura, karangan Ibnul Arabi.
Wallahu A'lam...
Kisah Suami Selama 20 Tahun Tak Pernah Memarahi Istri