Setelah memluk agama Islam, mantan pendeta dan juga raja ini meraih kesempurnaan saat nyawa meninggalkan tubuhnya. Malaikat maut mencabut nyawa raja itu ketika ia tengah sujud dalam Shalat.
Kisahnya.
Kisah pendeta ini diriwayatkan oleh Wahab bin Munabbin.
Dikisahkan, ketika itu ada seorang pendeta Yahudi yang kemudian masuk Islam. Pendeta itu kemudian menjabat sebagai raja yang memiliki pengaruh besar terhadap rakyatnya. Pada suatu hari, raja yang agung tersebut ingin berkuda ke seluruh pelosok kerajaannya.
Ia ingin menunjukkan kehebatan dan keindahannya kepada seluruh rakyatnya. Rupanya saat itu datang iblis yang membisikkan sesuatu ke telinganya.
Iblis itu merayu agar raja bersikap sombong dan memandang rendah orang lain. Kemudian raja itu memerintahkan para pejabat, pengawal dan pembesar kerajaan untuk menyiapkan kuda tunggangan agar masyarakat melihat kekuasaannya.
Dalam sekejap saja, pakaian kebesaran dan kuda terbaik bernama As Sabak telah siap di pintu kerajaan. Kuda As Sabak tersebut terkenal dengan kuda yang kuat dan cepat larinya. Dengan menegakkan dadanya, raja memacu kuda itu di depan pasukan. Dia merasa bangga dan sombong dengan kehebatan dan kekuasaannya.
"Siapa yang dapat menyamai aku di dunia ini?" ujar raja menyombongkan diri kepada rakyatnya dengan suara lantang.
Malaikat Maut Datang.
Raja tak melihat seorang pun yang hebat di hadapannya.
Namun, tiba-tiba saja dihadapannya muncullah seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping memberi salam,
"Assalamu'alaikum wahai raja," kata laki-laki itu.
Raja tidak membalas salam itu, bahkan ia tidak menggubris sama sekali kehadiran laki-laki berpakaian lusuh itu.
Karena merasa tidak mendapatkan respon, laki-laki itu kemudian memegang tali kuda sang raja.
"Lepaskan tanganmu dari tali kuda ini. Engkau tidak tahukah tali kuda siapa yang engkau pegang ini?" kata sang raja dengan angkuhnya.
"Aku mempunyai keperluan denganmu," ujar laki-laki itu.
"Baiklah, sabarlah, tunggu aku turun dari kuda dulu," jawab sang raja.
Namun, sebelum raja itu turun, laki-laki itu kembali mencegahnya.
"Keperluanku adalah saat ini juga, bukan saat engkau turun dari kudamu," kata laki-laki misterius itu.
"Baiklah, katakan apa keperluanmu," ucap raja.
Laki-laki misterius itu kemudian membisikkan sesuatu ke telinga sang raja.
"Aku adalah Malaikat Maut. Aku hendak mencabut nyawamu," ucap laki-laki yang ternyata dalah malaikat maut itu.
Diambil Nyawa Saat Sujud.
Begitu mendengar bisikan itu, raja menjadi cemas dan tegang seketika. Ia meminta kepada Malaikat Maut untuk menangguhkan pencabutan nyawanya sampai ia pulang untuk berpamitan dengan istri dan anak-anaknya.
"TIdak, engkau tidak akan melihat mereka lagi untuk selamanya karena jatah umurmu sudah habis sekarang juga," ujar Malaikat Maut lagi.
Raja yang sombong itu kemudian bertobat di tempat, meyesali kesombongan yang telah dia lakukan.
Sungguh sangat beruntung, tobat sang raja ini akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT, hingga akhirnya Malaikat Maut bertanya,
"Cara seperti apa yang engkau sukai ketika aku mencabut nyawamu? Aku diperintahkan mencabut nyawamu dengan cara yang engkau pilih dan engkau inginkan," kata Malaikat Maut.
"Izinkanlah aku mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Ketika aku sujud, maka cabutlah nyawaku," ujar raja yang baru memeluk agama islam itu.
Maka Malaikat memberikan kesempatan kepada raja untuk berwudhu dan melaksanakan shalat. Ketika tengah sujud, Malaikat Maut mencabut nyawa raja yang juga mantan pendeta yang baru saja masuk islam itu.
Kemudian malaikat Maut membawa ruhnya kepada Rahmat Allah SWT.
Kisahnya.
Kisah pendeta ini diriwayatkan oleh Wahab bin Munabbin.
Dikisahkan, ketika itu ada seorang pendeta Yahudi yang kemudian masuk Islam. Pendeta itu kemudian menjabat sebagai raja yang memiliki pengaruh besar terhadap rakyatnya. Pada suatu hari, raja yang agung tersebut ingin berkuda ke seluruh pelosok kerajaannya.
Ia ingin menunjukkan kehebatan dan keindahannya kepada seluruh rakyatnya. Rupanya saat itu datang iblis yang membisikkan sesuatu ke telinganya.
Iblis itu merayu agar raja bersikap sombong dan memandang rendah orang lain. Kemudian raja itu memerintahkan para pejabat, pengawal dan pembesar kerajaan untuk menyiapkan kuda tunggangan agar masyarakat melihat kekuasaannya.
Dalam sekejap saja, pakaian kebesaran dan kuda terbaik bernama As Sabak telah siap di pintu kerajaan. Kuda As Sabak tersebut terkenal dengan kuda yang kuat dan cepat larinya. Dengan menegakkan dadanya, raja memacu kuda itu di depan pasukan. Dia merasa bangga dan sombong dengan kehebatan dan kekuasaannya.
"Siapa yang dapat menyamai aku di dunia ini?" ujar raja menyombongkan diri kepada rakyatnya dengan suara lantang.
Malaikat Maut Datang.
Raja tak melihat seorang pun yang hebat di hadapannya.
Namun, tiba-tiba saja dihadapannya muncullah seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping memberi salam,
"Assalamu'alaikum wahai raja," kata laki-laki itu.
Raja tidak membalas salam itu, bahkan ia tidak menggubris sama sekali kehadiran laki-laki berpakaian lusuh itu.
Karena merasa tidak mendapatkan respon, laki-laki itu kemudian memegang tali kuda sang raja.
"Lepaskan tanganmu dari tali kuda ini. Engkau tidak tahukah tali kuda siapa yang engkau pegang ini?" kata sang raja dengan angkuhnya.
"Aku mempunyai keperluan denganmu," ujar laki-laki itu.
"Baiklah, sabarlah, tunggu aku turun dari kuda dulu," jawab sang raja.
Namun, sebelum raja itu turun, laki-laki itu kembali mencegahnya.
"Keperluanku adalah saat ini juga, bukan saat engkau turun dari kudamu," kata laki-laki misterius itu.
"Baiklah, katakan apa keperluanmu," ucap raja.
Laki-laki misterius itu kemudian membisikkan sesuatu ke telinga sang raja.
"Aku adalah Malaikat Maut. Aku hendak mencabut nyawamu," ucap laki-laki yang ternyata dalah malaikat maut itu.
Diambil Nyawa Saat Sujud.
Begitu mendengar bisikan itu, raja menjadi cemas dan tegang seketika. Ia meminta kepada Malaikat Maut untuk menangguhkan pencabutan nyawanya sampai ia pulang untuk berpamitan dengan istri dan anak-anaknya.
"TIdak, engkau tidak akan melihat mereka lagi untuk selamanya karena jatah umurmu sudah habis sekarang juga," ujar Malaikat Maut lagi.
Raja yang sombong itu kemudian bertobat di tempat, meyesali kesombongan yang telah dia lakukan.
Sungguh sangat beruntung, tobat sang raja ini akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT, hingga akhirnya Malaikat Maut bertanya,
"Cara seperti apa yang engkau sukai ketika aku mencabut nyawamu? Aku diperintahkan mencabut nyawamu dengan cara yang engkau pilih dan engkau inginkan," kata Malaikat Maut.
"Izinkanlah aku mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Ketika aku sujud, maka cabutlah nyawaku," ujar raja yang baru memeluk agama islam itu.
Maka Malaikat memberikan kesempatan kepada raja untuk berwudhu dan melaksanakan shalat. Ketika tengah sujud, Malaikat Maut mencabut nyawa raja yang juga mantan pendeta yang baru saja masuk islam itu.
Kemudian malaikat Maut membawa ruhnya kepada Rahmat Allah SWT.
Mantan Pendeta Mati saat Sujud