Monday, November 7, 2011

Bayi yang Menghentikan Perahu

Kisah islamiah kali ini tentang sosok bayi yang bisa menghentikan laju perahu layar. Hanya karena menabrak peti yang di dalamnya ada seorang bayi, maka terhentilah kapal itu, tidak bergerak sama sekali.

Sangat dahsyat karomah dari bayi ini hingga mampu menggemparkan seisi kapal laut.
Siapakah bayi tersebut.


Kisahnya.
Pada suatu malam, ada sebuah perahu dagang dari Gresik sedang melintasi Selat Bali. Ketika perahu itu berada di tengah-tengah selat Bali, keanehan mulai muncul. Perahu tidak dapat bergerak, maju tak bisa mundur pun juga tak bisa.

Nahkoda kapal memerintahkan awak kapal untuk memeriksa sebab-sebab kemacetan itu, apa mungkin ada karang di tengah laut itu.
"Wahai awak kapal, coba periksalah apa yang sedang terjadi. Apakah kapal kita ini sedang menabrak karang?" perintah nahkoda kepada awak kapalnya.

Selanjutnya para awak kapal menyisiri tepi kapal untuk melihat apakah ada yang menghalangi laju perahu mereka. Setelah agak lama berkeliling, ternyata para awak kapal telah menemukan sekotak peti yang indah. Peti itulah yang telah ditabrak oleh kapal itu.

"Tuan, kita telah menabrak sebuah peti indah, dan peti inilah yang mungkin menyebabkan kapal kita terhenti," ujar salah seorang kapal kepada nahkoda.
"Hanya sebuah peti kecil bisa menghentikan kapal ini?" tanya nahkoda keheranan.
"Benar, Tuan." jawab seorang awak kapal satunya.

Sang nahkoda memandangi peti unik namun indah itu dengan seksama.
Tak lama kemudian, dia membuka kotak peti itu. Dan alangkah terkejutnya sang nahkoda dan para awak, ternyata dalam peti itu ada seorang bayi mungil, montok dan rupawan.
Berkata sang nahkoda,
"Bayi siapakah ini? Siapa orang tua yang tega membuang bayi ke tengah lautan?"

Sang nahkoda bisa memastikan bahwa peti itu milik seorang bangsawan yang biasa digunakan untuk menyimpan barang berharga.
Nahkoda sangat gembira karena dapat menyelamatkan jiwa si bayi mungil itu, tapi juga mengutuk orang yang tega membuang bayi itu ke tengah lautan, sungguh orang yang tidak berperikemanusiaan.

Kapal Tak dapat Melanjutkan Perjalanan.
Nahkoda kemudian memerintahkan awak kapal untuk melanjutkan pelayaran ke Pulau Bali. Tapi perahu tak dapat bergerak maju. Ketika perahu diputar dan diarahkan ke Gresik, ternyata perahu itu dapat melaju dengan pesatnya.

Setelah sampai di Gresik, nahkoda segera menghadap si pemilik kapal yang bernama Nyai Ageng Pinatih, seorang janda kaya.
Nahkoda berkata sambil membuka peti itu,
"Peti inilah yang menyebabkan kami kembali dalam waktu secepat ini. Kami tidak dapat meneruskan pelayaran ke Pulau Bali," ujar sang nahkoda.

"Bayi...? Bayi siapa ini?" guman Nyai Ageng Pinatih sembari mengangkat bayi itu dari dalam peti.
"Kami menemukannya di tengah samudra Selat Bali," jawab nahkoda kapal.

Bayi itu kemudian mereka serahkan kepada Nyai Ageng Pinatih untuk diambil sebagai anak angkat. memang sudah lama dia menginginkan seorang anak. Karena bayi itu ditemukan di tengah samudra, maka Nyai Ageng Pinatih kemudian memberinya nama Joko Samudro.

NB:
Joko Samudro ini hanya sebuah nama yang diberikan oleh Nyai Ageng Pinatih.
Beliaulah murid dari Sunan Ampel, dan oleh Sunan Ampel diberi nama Raden Paku.
Beliaulah Sunan Giri yang terkenal itu.