Tuesday, November 29, 2011

Satu Kota Musnah Tersapu Angin Topan

Kisah Islamiah pada sore ini tentang suatu umat yang hidup di sebuah kota telah tersapu angin hingga semuanya tewas. Kaum yang hidup di kota itulah yang bernama kaum Aad.

Meskipun sudah diajak beriman kepada Allah SWT oleh Nabi Hud as, namun tetap saja mereka menyembah patung. Nauzubillah..
Hanya gara-gara menyembah patung, mereka dimusnahkan dengan angin topan selama seminggu.


Kisahnya.
Kisah kaum pemuja patung yang kemudian mati akibat diterjang badai topan, terjadi pada kaum Aad pada zaman Nabi Hud as.
Peristiwa itu telah dijelaskan dalam Al Qur'an Surat Al-Haqqah ayat 6-7.

Allah SWT berfirman,


وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ

Artinya:
Adapun kaum 'Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang.
Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).

Tempat Tinggal Kaum Aad.
Kaum Aad tinggal di daerah pegunungan Al-Ahqaf, daerah di antara Yaman dan Yordania sampai Hadramuat dan Asy Syajar. Nenek moyangnya merupakan pengikut Nabi Nuh as yang selamat dari bajir besar. Mereka rata-rata berperawakan tinggi besar dan kekar.
Selain itu, umur mereka juga panjang.

Kaum Aad diketahui memiliki peradaban yang maju. Mereka mahir memahat, membuat rumah dan gedung yang megah.
Mereka juga pandai bercocok tanam, jadi tak heran jika pertanian dan perkebunan yang mereka kelola selalu menghasilkan panen yang banyak.

Kaum yang Sombong.
Namun, kemakmuran dan kesejahteraan itu rupanya menjauhkan mereka dari Allah SWT. Mereka sombong dan membuat patung untuk disembah sendiri. Berhala-berhala yang mereka buat dinamakan dengan Shada, Shamud dan Alhaba.

Kaum Aad percaya bahwa segala kekayaan, kemakmuran dan kejayaan mereka merupakan pemberian berhala-berhala itu. Oleh karena itu, Allah SWT mengutus Nabi Hud as untuk menyadarkan kaum Aad.
Tugas pokok Nabi Hud as adalah mengajak kembali kaum Aad untuk menyembah Allah SWT.

Namun ternyata ajakan Nabi Hud as tidak direspon oleh kaum Aad. Bahkan Nabi Hud dihina dan dianggapnya gila.
"Wahai Hud, janganlah engkau mengusik ketenangan kami. Kami tidak butuh Tuhammu," caci seorang tokoh dari kaum Aad.
"Sesungguhnya aku mengajak kalian ke jalan yang benar, tinggalkanlah patung-patung itu, sebab ia tidak bisa melakukan apa-apa," ujar Nabi Hud as.
"Semua kejayaan negeri ini datang dari berhala-berhala itu, kami tidak percaya lagi ajakanmu," jawab tokoh tersebut.

Pertentangan kaum Aad terhadap dakwah Nabi Hud as akhirnya memuncak.
Kaum Aad menantang datangnya azab kepada mereka.
"Buktikan ucapanmu, berikan azab kepada kami jika engkau benar-benar utusan Allah," ujar tokoh kaum Aad.

Nabi Hud kemudian berdoa, memohon kepada AllahSWT agar menurunkan azab-Nya.
Akhirnya azab Allah datang berupa musim kemarau yang berkepanjangan selama tiga tahun. Azab itu membuat tanaman-tanaman mati akrena tidak ada air dan hewan ternak juga mati kehausan.

Mendapat azab itu, ternyata kaum Aad tidak juga bertaubat.
Mereka malah semakin gencar berdoa kepada berhala buatan mereka sendiri untuk segera diturunkan hujan. Mereka menganggap bahwa kemarau itu datangnya karena kemurkaan berhala-berhala itu.

"Kemarau ini datangnya dari Allah SWT, bukan dari patung yang buta dan tuli itu," ujar Nabi Hud as.

Azab Allah SWT Datang.
Namun pernyataan dan ajakan Nabi Hud as makin membuat marah kaum Aad. Terlebih mereka mengancam akan membunuh Nabi Hud as jika tidak emnghentikan dakwahnya.
"Jika engkau tidak menghentikan kelakuanmu, kami akan membunuhmu," gertak seorang kaum Aad yang lain.

Mendapati kekerasan hati kaum Aad, Nabi Hud as meminta petunjuk kepada Allah SWT. Allah SWT lantas memerintahkan Nabi Hud as dan beberapa pengikutnya untuk meninggalkan daerah Al-Ahqaf karena azab-Nya yang sangat pedih akan segera turun.

Perintah Allah tersebut dipatuhi oleh Nabi Hud as dan pengikutnya. Setelah itu, mendadak saja muncul awan hitam yang menyelimuti langit Al-Ahqaf. Keadaan itu malah membuat sukacita. Mereka mengira bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu telah mengabuilkan doa mereka. Mereka mengira bahwa dengan kepergian Nabi Hud as semakin membuat negerinya berjaya.

Kaum Aad pun kemudian pergi ke luar rumah untuk menyambut kedatangan hujan yang mereka nantikan. Mereka menari-nari dan memuja berhala sebagai simbol kegembiraannya.

Namun yang terjadi malah membuat kaget mereka.
Bukannya huja yang turun, namun angin topan yang teramat dingin. Angin topan itu terus berhembus dan menerjang segala sesuatu yang ada di kota tersebut selama 7 hari 8 malam.
Angin topan itu telah memporak-porandakan perkampungan Aad hingga kaum Aad pun hancur dan binasa.
Tak ada seorang pun yang selamat diantara mereka.

Itulah kisah azab yang diterima kaum Aad pada masa Nabi Hud as.
Kaum Aad meminta agar diberi azab, berkat doa Nabiyullah Hud as, akhirnya Allah SWT mengabulkan doanya hingga binasalah kaum penyembah berhala itu.