Kisah teladan islamiah berikut ini bisa dijadikan renungan akan pentingnya memberi. Meskipun kisah kali ini hanyalah sebuah fiktif belaka, semoga bisa menambah keimanan kita akan perlunya kita bersedekah untuk orang lain yang membutuhkan.
Memang sikap dermawan tidak akan datang begitu saja. Ia bukanlah bakat bawaan dari lahir. Kedermawanan bisa terlahir melalui proses pembiasaan diri. Misal saja dari seorang ibu yang sering mengajak anaknya berkunjung ke Panti Asuhan untuk bersedekah, atau bahkan kita yang sebagai karyawan dengan keikhlasan hati bersedia dipotong gajinya untuk sedekah.
Kisahnya.
Pada suatu hari, ada sebuah rombongan di atas perahu yang sedang menyeberangi lautan. Saat perahu berada di tengah-tengah lautan, tiba-tiba saja ada 3 orang penumpang yang tercebur ke laut. Seketika saja banyak orang yang berkerumun untuk menolong ketiga orang tersebut.
Satu orang yang di atas perahu berkata,
"Berikan Tanganmu."
Maka orang pertama yang tercebur memberikan tangannya, dan selamatlah dia.
Kepada orang yang kedua di atas perahu berkata,
"Berikan Tanganmu."
Maka orang kedua yang tercebur itu memberikan tangannya, dan selamatlah ia.
Lalu di sinilah hal yang terpenting, agaknya orang ketiga yang tercebur ini agak enggan mengulurkan tangannya.
Orang yang di atas perahu menyeru kepada orang ketiga yang tercebur tersebut, dimana dia mulai tampak kesusahan berenang,
"Berikan Tanganmu."
Tiba-tiba orang ketiga yang tercebur ini seperti ragu, dan tidak memberikan tangannya. Orang pertama yang selamat tadi (kebetulan teman dekatnya) kemudian maju ke depan dan berkata,
"Ambil Tanganku."
Barulah orang tersebut mengambil tangan orang yang di atas perahu
Kemudian, orang pertama yang selamat itu berkata,
"Dia ini tidak terbiasa memberi."
Yang lain menyahut,
"Dia hampir mati gara-gara cuma tahu cara mengambil."
Diminta "Berikan", orang ini tidak mengerti. Baru setelah diminta "Ambil", barulah dia bergegas.
Itu karena saking lamanya dia dalam hidupnya jarang memberi. Sehingga kata "BERI" seperti hilang dari otaknya.
Nah demikian secuplik kisah, yang kali ini hanya merupakan sebuah fiksi, untuk memberikan contoh kepada kita semua.
Namun, perkara lupa bagaimana memberi itu sebenarnya sering terjadi dalam kehidupan nyata.
Orang yang tidak biasa memberi, akan hilang kesadaran dirinya, tidak punya kepekaan. Mereka tidak bersedia mendengar, melihat dan merasakan.
Padahal kalau kita mau berfikir, bukankah diri kita menjadi seperti sekarang ini adalah berkata pemberian banyak orang. Sperti pemberian orang tua, pemberian guru, pemberian perusahaan, pemberian pembantu di rumah, pemberian teman dan lain sebagainya.
Maka dari itu biasakanlah untuk memberi, maka Anda akan menemukan cinta, persahabatan dan kebahagiaan.
Saat Anda sudah terbiasa memberi, kalau "YANG DI ATAS" menyeru, "Berikan Tanganmu", maka kita tidak akan hang atau tidak connect seperti orang ketiga yang tercebur dalam kisah di atas.
Wallahu A'lam.
Memang sikap dermawan tidak akan datang begitu saja. Ia bukanlah bakat bawaan dari lahir. Kedermawanan bisa terlahir melalui proses pembiasaan diri. Misal saja dari seorang ibu yang sering mengajak anaknya berkunjung ke Panti Asuhan untuk bersedekah, atau bahkan kita yang sebagai karyawan dengan keikhlasan hati bersedia dipotong gajinya untuk sedekah.
Kisahnya.
Pada suatu hari, ada sebuah rombongan di atas perahu yang sedang menyeberangi lautan. Saat perahu berada di tengah-tengah lautan, tiba-tiba saja ada 3 orang penumpang yang tercebur ke laut. Seketika saja banyak orang yang berkerumun untuk menolong ketiga orang tersebut.
Satu orang yang di atas perahu berkata,
"Berikan Tanganmu."
Maka orang pertama yang tercebur memberikan tangannya, dan selamatlah dia.
Kepada orang yang kedua di atas perahu berkata,
"Berikan Tanganmu."
Maka orang kedua yang tercebur itu memberikan tangannya, dan selamatlah ia.
Lalu di sinilah hal yang terpenting, agaknya orang ketiga yang tercebur ini agak enggan mengulurkan tangannya.
Orang yang di atas perahu menyeru kepada orang ketiga yang tercebur tersebut, dimana dia mulai tampak kesusahan berenang,
"Berikan Tanganmu."
Tiba-tiba orang ketiga yang tercebur ini seperti ragu, dan tidak memberikan tangannya. Orang pertama yang selamat tadi (kebetulan teman dekatnya) kemudian maju ke depan dan berkata,
"Ambil Tanganku."
Barulah orang tersebut mengambil tangan orang yang di atas perahu
Kemudian, orang pertama yang selamat itu berkata,
"Dia ini tidak terbiasa memberi."
Yang lain menyahut,
"Dia hampir mati gara-gara cuma tahu cara mengambil."
Diminta "Berikan", orang ini tidak mengerti. Baru setelah diminta "Ambil", barulah dia bergegas.
Itu karena saking lamanya dia dalam hidupnya jarang memberi. Sehingga kata "BERI" seperti hilang dari otaknya.
Nah demikian secuplik kisah, yang kali ini hanya merupakan sebuah fiksi, untuk memberikan contoh kepada kita semua.
Namun, perkara lupa bagaimana memberi itu sebenarnya sering terjadi dalam kehidupan nyata.
Orang yang tidak biasa memberi, akan hilang kesadaran dirinya, tidak punya kepekaan. Mereka tidak bersedia mendengar, melihat dan merasakan.
Padahal kalau kita mau berfikir, bukankah diri kita menjadi seperti sekarang ini adalah berkata pemberian banyak orang. Sperti pemberian orang tua, pemberian guru, pemberian perusahaan, pemberian pembantu di rumah, pemberian teman dan lain sebagainya.
Maka dari itu biasakanlah untuk memberi, maka Anda akan menemukan cinta, persahabatan dan kebahagiaan.
Saat Anda sudah terbiasa memberi, kalau "YANG DI ATAS" menyeru, "Berikan Tanganmu", maka kita tidak akan hang atau tidak connect seperti orang ketiga yang tercebur dalam kisah di atas.
Wallahu A'lam.
Kisah Orang yang Enggan Memberi